LAGU
PENDARASAN MAZMUR
Sepanjang sejarah, umat Yahudi mendarskan Mazmur dan puisi-puisi
Alkitabiah lainnya dengan cara-cara yang berbeda-beda. Tidak ada yang tahu
persis bagaimana Mazmur dinyanyikan di Bait Allah dahulu kala. Mungkin hasil
penelitian Abraham Idelsohn di antara komunitas Yahudi di Yemen mendekati
cara-cara yang paling otentik. Mungkin juga Suzanne HaÏŠk Vantura
berhasil merekonstruksikan musik kuno dalam Alkitab berdasarkan tanda-tanda
dalam teks Ibrani sehubungan dengan bentuk-bentuk melodi. Tidak ada yang pasti.
Itu juga tidak sangat kita perlukan. Orang Yahudi sendiri telah mengembangkan
bermacam-macam gaya untuk menyanyikan Mazmur, termasuk gaya musik Barat, bahkan
gaya Afrika Utara yang telah disesuaikan dengan tradisi musik Islam. Maka kita
juga bebas memilih dan menentukan gaya kita sendiri. Yang penting: makna Mazmur
berhasil kita sampaikan.
Namun ada beberapa patokan yang rasanya cukup penting untuk tetap
kita pegang:
- Teks Mazmur perlu dilagukan sebagaimana tertera dalam terjemahannya;
- Tanda atnakh cq tanda * di pertengahan ayat tetap kita praktekkan;
- Pernafasan tetap kita atur baik-baik (perhatikanlah cara orang Islam tenang menarik nafas sementara berzikir).
Salah satu cara yang mungkin boleh kita coba, ialah cara yang
dipakai dalam gereja-gereja Timur Tengah, dimana seorang penyanyi tunggal
melagukan doa Mazmur yang ditunjang oleh ‘drone’,
yaitu (bukan pesawat tak berawak) interval kwint
(lima nada) yang dibunyikan terus menerus oleh suara-suara humming laki-laki: Re – La, atau Mi –
Si, atau Fa – Do, atau Sol – Re; boleh ditambah dengan interval La – Mi dan Do
– Sol. Interval Si – Fa disebut ‘diabolus
in musica’ (‘devil/iblis dalam musik’): bukan kwint murni sehingga tak
terpakai sebagai drone, sebab nada
kelima harus melengkapi nada dasar secara harmoni alam (natural, pen). Tentunya nada dasar Re, Mi, Fa, Sol, La dan Do
dapat dibunyikan pada setiap nada Bas rendah.
Memang, bunyi interval kwint itu selalu sama saja, tetapi interval
nada-nada di antara nada rendah dan nada kelimanya selalu berbeda – dan itulah
yang menentukan bagi lagu yang dibuat (boleh diimprovisasikan) pada drone itu. Maka penyanyi tunggal harus
mengetahui bermacam-macam modus, juga dalam musik daerah.
[Catatan: Pada
bagian ini seharusnya terdapat materi CONTOH dan LATIHAN tapi saya tidak perlu
mempublikasikannya karena materi ini hanya merupakan latihan dan tugas kepada
peserta untuk berlatih (salah satu contoh, lihat: Mazmur 23) dan mencoba
menciptakan sendiri notasi untuk mendaraskan Mazmur.]
PRAKTEK
MENDARASKAN MAZMUR
Pendarasan Mazmur sebaiknya jangan langsun dipraktekkan dalam
ibadah jemaat yang belum biasa dengan itu. Lebih baik kita bentuk satu kelompok
pencinta Mazmur, di mana kita berlatih bersama-sama sampai cara-cara kita sudah
terasa mantap. Apabila kita dan orang lain menilai bahwa cara pendarasan kita
sudah matang betul, baru kiata dapat mencobanya dalam ibadah jemaat sebagai
pengganti pembacaan Mazmur berbalas-balasan.
Perlu kita ingat bahwa musik ibadah tidak dimaksud untuk
dipentaskan, tetapi untuk dihayati. [Prev=>Back to beginning]
Selamat mendaraskan Mazmur!
Jakarta, 25 Agustus 2014
Harry van Dop