Pdt. (Emeritus) Harry van Dop |
CATATAN
PENULIS
PENDARASAN MAZMUR adalah judul materi yang diperoleh saat
mengikuti Pelatihan Pendarasan Mazmur dengan narasumber Harry van Dop.
Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut berlangsung di Rumah
Kebaktian Jemaat Imanuel Oepura (JIO) pada Jumat (19/9/2014) dan Sabtu
(20/9/2014).
Harry van Dop adalah seorang Pendeta Emeritus (pensiunan
pendeta) asal Belanda yang dikenal sebagai ahli musik gerejawi. Karena
keahliannya, pria berumur 80 tahun ini masih sering sekali mengajar di
sekolah-sekolah tinggi teologia/fakultas teologia di Jakarta maupun di seluruh
Indonesia termasuk di Kupang-NTT.
Catatan tentang PENDARASAN MAZMUR akan di-posting secara bersambung dalam enam seri tulisan. Selamat
membaca!
PENTINGNYA
NYANYIAN MAZMUR
Kitab Mazmur Daud adalah kumpulan doa-doa Mesias dan
Umat-Nya. Di dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur itu adalah kitab pertama dan
utama dari ketiga bagian Kitab Suci, TeNaKh:
Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab (yang di dalam Al Quran disebut ‘Zabur’).
Dalam Matius 17 kita membaca bahwa Yesus dimuliakan di atas gunung dan bahwa Ia
pada saat itu nampak bersama-sama dengan Musa (mewakili Taurat) dan Elia (mewakili
para Nabi). Maka lengkaplah perwakilan Kitab Perjanjian Lama: Musa, Elia dan
Anak Daud (mewakili Mazmur), yaitu Yesus sendiri – sebagaimana juga terungkap
di Lukas 24:44, di mana seluruh Kitab Suci Ibrani (TeNaKh), termasuk Mazmur, memberi kesaksian tentang Dia sebagai
Mesias yang harus bangkit dari antara orang mati.
Dengan sendirinya Kitab Mazmur tidak ditulis hanya untuk
dibacakan, tetapi terutama untuk dinyanyikan. Maka sepanjang sejarahnya, umat
Israel menyanyikan doa-doa Mesias itu. Yesus sendiri juga menyanyikannya,
seperti misalnya tertulis di Matius 26:30. Yang dimaksud dengan ‘nyanyian
pujian’ di situ ialah kumpulan ‘Mazmur Haleluya’, khusus untuk Perjamuan
Paskah, yaitu Mazmur 113-114 + 115 s.d. 118. Yesus hidup dengan Mazmur … sampai
di atas kayu salib. Dan seluruh Kitab Perjanjian Baru penuh dengan kutipan dari
Kitab Mazmur. Paulus dan Silas menyanyikan Mazmur berbalas-balasan pada jam doa
di penjara Filipi (Kisah 16:25). Umat Kristiani tetap melagukannya sepanjang
segala abad, yakni untuk semakin mengenal dan mengasihi Anak Daud itu. Kitab
Mazmur adalah kitab nyanyian umat Tuhan yang paling oikumenis: semua gereja di
seluruh dunia memiliki dan menggunakannya.
Patut kita syukuri bahwa belakangan ini di gereja-gereja
Indonesia Kitab Mazmur semakin mendapat perhatian. Oleh karena itu juga Sekolah
Tinggi Teologi Jakarta turut menaruh perhatian sungguh-sungguh kepada Mazmur.
Semoga gereja-gereja kita akan memetik buahnya dalm membaharui teologi dan
kehidupan berjemaat sebagai tubuh Mesias Yesus. Di dalam Mazmur kita bersatu.
[Next: PENDARASAN MAZMUR; Cara-Cara Menyanyikan Mazmur]
0 comments:
Post a Comment