Oleh:
Pietro T. M. Netti
Tuan
Rumah RUMAH MUGER
MAURI YEHU
(Sumba: Gracia, Untuk Hari Esok)
Ole...Na Morukku
Hadukka Lara Ati Baku Dadi Ta Pinnu Tanna
MAURI........Lai Au Ya
Baku Pasala Hadangara Dukka Wai Mata
Au Mannu Mannu Oli Ati Gu Ta Pinnu Tanna
Abu Pasala Gama Nyiama, O, MAURI YEHU
Na Ridung Na Ladu Ta Morukku Dangu Jala
Kamu Woki Gama Ati Mapade Dungu
Na Wai Damissi Na Lara Dama Jalungu
kembali ke awal (2x)
Ole...Na Morukku
Hadukka Lara Ati Baku Dadi Ta Pinnu Tanna
MAURI........Lai Au Ya
Baku Pasala Hadangara Dukka Wai Mata
Au Mannu Mannu Oli Ati Gu Ta Pinnu Tanna
Abu Pasala Gama Nyiama, O, MAURI YEHU
Na Ridung Na Ladu Ta Morukku Dangu Jala
Kamu Woki Gama Ati Mapade Dungu
Na Wai Damissi Na Lara Dama Jalungu
kembali ke awal (2x)
Au…Oli Ati Gu
Au…MAURI YEHU
Pingga Morukku
Mapade Dungu
Tentang Lagu Mauri Yehu
Lagu ini sudah pernah dinyanyikan secara solo pada Kebaktian Utama Minggu di
Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan bertepatan dengan perayaan Bulan
Keluarga dalam Etnis Sumba (Oktober 2011, 2012 dan 2013). Dan sedianya lagu ini
akan dinyanyikan kembali pada puncak perayaan bulan keluarga pada 31 Oktober
2014 dalam dalam versi vocal group
dengan arransemen musik dan vokal yang berbeda.
Lagu ini diperoleh via media sosial facebook. Menjelang kebaktian bulan keluarga dalam etnis Sumba,
saya menanyakan melalui status facebook
saya kepada teman-teman di facebook yang mungkin memiliki/mengoleksi lagu pop
rohani dalam bahasa Sumba untuk di-share
kepada saya. Permintaan saya tersebut langsung direspon oleh Bapak Yesaya
Mandala dengan mengirimkan lirik serta rekaman musik mp3-nya via email kepada
saya.
Pada kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada bapak Yesaya Mandala yang berkenan mengirimkan lagu tersebut
kepada saya dimana lagu tersebut menambah perbendaharaan/koleksi lagu-lagu pop
rohani dalam bahasa daerah yang saya miliki. Di samping itu, saya juga sangat
berterima kasih karena sebelumnya saya tidak pernah memiliki koleksi lagu dalam
bahasa Sumba. Lagu ini akhirnya menjadi sangat berarti setiap kali memasuki
perayaan bulan keluarga khususnya di Jemaat Gunung Sinai Naikolan.
Lirik yang dikirimkan juga disertai dengan terjemahan yang
lengkap dan makna dari beberapa kata kunci, frasa dan idiom yang ada dalam
lirik tersebut, sehingga dapat membantu pemahaman serta penghayatan yang lebih
mendalam di saat menyanyikannya, sebagai berikut:
Lirik lagu yang saya terima
tidak disebutkan siapa pencipta dan siapa/grup mana yang menyanyikannya. Namun
pada saat memutar/memainkan via windows media player, terdapat keterangan
yang tertulis pada media player sebagai berikut: Maury Yehu, Gracia, dan Untuk
Hari Esok. Saya bisa menebak bahwa tulisan Maury Yehu sudah tentu adalah judul lagu dimaksud. Sedangkan
tulisan Gracia dan Untuk Hari Esok saya hanya bisa
menduga-duga:
“Mungkin saja Gracia
adalah grup yang menyanyikan lagu Mauri
Yehu atau rumah produksi (studio rekaman) merekam lagu tersebut(?), dan Untuk Hari Esok mungkin saja adalah
judul album dari lagu Mauri Yehu(?).”
Saya sangat berharap kepada pembaca yang mungkin saja
mengetahui informasi lengkap tentang pencipta lagu, atau penyanyi, atau judul
album, atau studio rekaman, dan/atau bahasa
dari lagu Mauri Yehu ini bisa
menginformasikan kepada saya dan pembaca lainnya pada kolom Comment atau pada Chatbox yang tersedia. Khusus tentang bahasa, saya diberi informasi bahwa lagu ini dibuat dalam bahasa
Sumba Tengah (mohon dikoreksi jika salah!).
Untuk menghindari misunderstanding
terhadap makna lagu di atas oleh jemaat yang tidak seluruhnya memahami bahasa
Sumba, berdasarkan beberapa makna dari kata kunci yang ada, saya mencoba menggubahnya
ke dalam versi bahasa Indonesia untuk dinyanyikan setelah lirik bahasa Sumba
dinyanyikan. Gubahan yang dibuat adalah berupa terjemahan bebas terhadap lagu
yang ada dengan berusaha tetap mempertahankan makna lagu yang sesungguhnya. Berikut
ini adalah hasil gubahannya:
TUHAN YESUS
(Terj. Bebas: Pietro Netti)
O…Ya,
Tuhan-ku
Sungguh
Beratnya Kehidupan Di Muka Bumi Ini
TUHAN…….Hanya Dikau
Kuserahkan Air Mata Hanya Kepada-Mu
TUHAN…….Hanya Dikau
Kuserahkan Air Mata Hanya Kepada-Mu
Hanya Dikau
Sahabatku Di Muka Bumi Ini
Ampunilah
kesalahanku, o Tuhan Yesus
Kusadari
Hidupku Penuh Salah Dan Dosa
Dan
Berikanlah Kepadaku Hati Yang Benar
Seperti
Air Sungai Yang Dalam Dan Melimpah
Yesus………Teman
Hidupku
Yesus…Dikau
Tuhanku
Satu-satunya
Pegangan Hidupku
Sekilas tentang Perayaan Bulan Keluarga di GMIT
Di GMIT (Gereja-gereja Masehi Injili di Timor), khususnya
di Klasis Kota Kupang Rayon IV-Jemaat Gunung Sinai Naikolan, perayaan bulan
keluarga (setiap minggu akhir bulan September- akhir bulan Oktober) biasanya
ditandai dengan melakukan Kebaktian Utama Minggu dengan menggunakan Liturgi
khusus etnis yang disusun sesuai dengan etnis-etnis yang ada di Nusa Tenggara
Timur (etnis Timor, Rote, Sabu, Alor, Flores dan Sumba). Liturgi Etnis setiap
minggu diatur dengan tema dan sub tema yang berhubungan dengan kehidupan
keluarga Kristen.
Melihat keberagaman suku/etnis yang ada di dalam jemaat
GMIT, pada perkembangan selanjutnya, Liturgi bedasarkan etnis dikembangkan
lebih luas lagi sesuai dengan beberapa suku/etnis yang ada di Indonesia seperti
Batak, Jawa, Bali, Dayak, Toraja, Manado, Ambon, Papua dan China. Dan memang
setiap perayaan bulan keluarga di GMIT selalu memberi warna tersendiri dalam
setiap proses kebaktiannya, mulai dari awal hingga akhir.
Kabaktian/ibadah diwarnai dengan iringan musik dan tari-tarian,
tuturan dan nyanyian daerah/etnis yang sudah tentu bernuansa rohani (Kristiani),
dan hasil ladang atau hasil panen khas dari masing-masing suku/etnis untuk
dipersembahkan kepada Tuhan. Puji-pujian jemaat/liturgi diambil dari lagu-lagu
rohani daerah/suku, dan/atau dikemas sesuai dengan ragam lagu dari daerah, suku
atau etnis yang ada. Puncak perayaan bulan keluarga dilakukan pada tanggal 31
Oktober bertepatan dengan HUT GMIT sekaligus HUT Reformasi dengan melakukan
Kebaktian Padang; kebaktian/ibadah yang dilaksanakan di luar Rumah Kebaktian (outdoor) di padang, di ladang, di
persawahan, di tanah lapang, di halaman gereja, di pantai, dan sebagainya.
Kebaktian/Ibadah Padang tersebut dilakukan dengan menggunakan
Liturgi khusus etnis gabungan. Seluruh Jemaat yang hadir dalam Ibadah Padang
diharapkan untuk mengenakan atribut adat/budaya sesuai dengan latarbelakang
suku/etnis masing-masing, dan/atau mengenakan atribut adat/budaya dari
suku/daerah manapun yang ada baik di Nusa Tenggara Timur maupun yang ada di
Indonesia.
Ini lagu dr Sumba Tengah
ReplyDeletePencipta lagunya adalah ka Elson Umbu Riada yang terkenal dengan nama grup OSA (Orang Sumba Asli)
Bisa langsung dilihat di Facebook dan juga di Youtube
Iya, bung Taradewa. Saya sudah berteman dg bung Elson di fb, klo tidak salah sejak tahun lalu (2018)
Delete