Surat Cinta Untuk Sahabat-Sahabat GMIT-ku

SOS: 'Selamatkan Jiwa dan Spirit Kekristenan' kita melalui puji-pujian (Label: Surat Cinta).

Memainkan Lagu-Lagu dalam Edisi Akord

Pemain musik gereja dituntut untuk terus berlatih dan berlatih (Label: Panduan Musik).

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik oleh Pietro T. M. Netti.

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi (Label: Pujian Jemaat).

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat (Label: Musik Pengiring).

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Wednesday, October 15, 2014

Mauri Yehu, Oli Ati Gu


Oleh: Pietro T. M. Netti
Tuan Rumah RUMAH MUGER

MAURI YEHU
(Sumba: Gracia, Untuk Hari Esok)

Ole...Na Morukku
Hadukka Lara Ati Baku Dadi Ta Pinnu Tanna
MAURI........Lai Au Ya
Baku Pasala Hadangara Dukka Wai Mata
Au Mannu Mannu Oli Ati Gu Ta Pinnu Tanna

Abu Pasala Gama Nyiama, O, MAURI YEHU
Na Ridung Na Ladu Ta Morukku Dangu Jala
Kamu Woki Gama Ati Mapade Dungu
Na Wai Damissi Na Lara Dama Jalungu

kembali ke awal (2x)

Au…Oli Ati Gu
Au…MAURI YEHU
Pingga Morukku Mapade Dungu


Tentang Lagu Mauri Yehu

Lagu ini sudah pernah dinyanyikan secara solo pada Kebaktian Utama Minggu di Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan bertepatan dengan perayaan Bulan Keluarga dalam Etnis Sumba (Oktober 2011, 2012 dan 2013). Dan sedianya lagu ini akan dinyanyikan kembali pada puncak perayaan bulan keluarga pada 31 Oktober 2014 dalam dalam versi vocal group dengan arransemen musik dan vokal yang berbeda.

Lagu ini diperoleh via media sosial facebook. Menjelang kebaktian bulan keluarga dalam etnis Sumba, saya menanyakan melalui status facebook saya kepada teman-teman di facebook yang mungkin memiliki/mengoleksi lagu pop rohani dalam bahasa Sumba untuk di-share kepada saya. Permintaan saya tersebut langsung direspon oleh Bapak Yesaya Mandala dengan mengirimkan lirik serta rekaman musik mp3-nya via email kepada saya.

Pada kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Yesaya Mandala yang berkenan mengirimkan lagu tersebut kepada saya dimana lagu tersebut menambah perbendaharaan/koleksi lagu-lagu pop rohani dalam bahasa daerah yang saya miliki. Di samping itu, saya juga sangat berterima kasih karena sebelumnya saya tidak pernah memiliki koleksi lagu dalam bahasa Sumba. Lagu ini akhirnya menjadi sangat berarti setiap kali memasuki perayaan bulan keluarga khususnya di Jemaat Gunung Sinai Naikolan.

Lirik yang dikirimkan juga disertai dengan terjemahan yang lengkap dan makna dari beberapa kata kunci, frasa dan idiom yang ada dalam lirik tersebut, sehingga dapat membantu pemahaman serta penghayatan yang lebih mendalam di saat menyanyikannya, sebagai berikut:
                Lirik lagu yang saya terima tidak disebutkan siapa pencipta dan siapa/grup mana yang menyanyikannya. Namun pada saat memutar/memainkan via windows media player, terdapat keterangan yang tertulis pada media player sebagai berikut: Maury Yehu, Gracia, dan Untuk Hari Esok. Saya bisa menebak bahwa tulisan Maury Yehu sudah tentu adalah judul lagu dimaksud. Sedangkan tulisan Gracia dan Untuk Hari Esok saya hanya bisa menduga-duga:

“Mungkin saja Gracia adalah grup yang menyanyikan lagu Mauri Yehu atau rumah produksi (studio rekaman) merekam lagu tersebut(?), dan Untuk Hari Esok mungkin saja adalah judul album dari lagu Mauri Yehu(?).”

Saya sangat berharap kepada pembaca yang mungkin saja mengetahui informasi lengkap tentang pencipta lagu, atau penyanyi, atau judul album, atau studio rekaman, dan/atau bahasa dari lagu Mauri Yehu ini bisa menginformasikan kepada saya dan pembaca lainnya pada kolom Comment atau pada Chatbox yang tersedia. Khusus tentang bahasa, saya diberi informasi bahwa lagu ini dibuat dalam bahasa Sumba Tengah (mohon dikoreksi jika salah!).

Untuk menghindari misunderstanding terhadap makna lagu di atas oleh jemaat yang tidak seluruhnya memahami bahasa Sumba, berdasarkan beberapa makna dari kata kunci yang ada, saya mencoba menggubahnya ke dalam versi bahasa Indonesia untuk dinyanyikan setelah lirik bahasa Sumba dinyanyikan. Gubahan yang dibuat adalah berupa terjemahan bebas terhadap lagu yang ada dengan berusaha tetap mempertahankan makna lagu yang sesungguhnya. Berikut ini adalah hasil gubahannya:

TUHAN YESUS
(Terj. Bebas: Pietro Netti)

O…Ya, Tuhan-ku
Sungguh Beratnya Kehidupan Di Muka Bumi Ini
TUHAN…….Hanya Dikau
Kuserahkan Air Mata Hanya Kepada-Mu
Hanya Dikau Sahabatku Di Muka Bumi Ini


Ampunilah kesalahanku, o Tuhan Yesus
Kusadari Hidupku Penuh Salah Dan Dosa
Dan Berikanlah Kepadaku Hati Yang Benar
Seperti Air Sungai Yang Dalam Dan Melimpah

Yesus………Teman Hidupku
Yesus…Dikau Tuhanku
Satu-satunya Pegangan Hidupku

Sekilas tentang Perayaan Bulan Keluarga di GMIT

Di GMIT (Gereja-gereja Masehi Injili di Timor), khususnya di Klasis Kota Kupang Rayon IV-Jemaat Gunung Sinai Naikolan, perayaan bulan keluarga (setiap minggu akhir bulan September- akhir bulan Oktober) biasanya ditandai dengan melakukan Kebaktian Utama Minggu dengan menggunakan Liturgi khusus etnis yang disusun sesuai dengan etnis-etnis yang ada di Nusa Tenggara Timur (etnis Timor, Rote, Sabu, Alor, Flores dan Sumba). Liturgi Etnis setiap minggu diatur dengan tema dan sub tema yang berhubungan dengan kehidupan keluarga Kristen.  

Melihat keberagaman suku/etnis yang ada di dalam jemaat GMIT, pada perkembangan selanjutnya, Liturgi bedasarkan etnis dikembangkan lebih luas lagi sesuai dengan beberapa suku/etnis yang ada di Indonesia seperti Batak, Jawa, Bali, Dayak, Toraja, Manado, Ambon, Papua dan China. Dan memang setiap perayaan bulan keluarga di GMIT selalu memberi warna tersendiri dalam setiap proses kebaktiannya, mulai dari awal hingga akhir.

Kabaktian/ibadah diwarnai dengan iringan musik dan tari-tarian, tuturan dan nyanyian daerah/etnis yang sudah tentu bernuansa rohani (Kristiani), dan hasil ladang atau hasil panen khas dari masing-masing suku/etnis untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Puji-pujian jemaat/liturgi diambil dari lagu-lagu rohani daerah/suku, dan/atau dikemas sesuai dengan ragam lagu dari daerah, suku atau etnis yang ada. Puncak perayaan bulan keluarga dilakukan pada tanggal 31 Oktober bertepatan dengan HUT GMIT sekaligus HUT Reformasi dengan melakukan Kebaktian Padang; kebaktian/ibadah yang dilaksanakan di luar Rumah Kebaktian (outdoor) di padang, di ladang, di persawahan, di tanah lapang, di halaman gereja, di pantai, dan sebagainya.

Kebaktian/Ibadah Padang tersebut dilakukan dengan menggunakan Liturgi khusus etnis gabungan. Seluruh Jemaat yang hadir dalam Ibadah Padang diharapkan untuk mengenakan atribut adat/budaya sesuai dengan latarbelakang suku/etnis masing-masing, dan/atau mengenakan atribut adat/budaya dari suku/daerah manapun yang ada baik di Nusa Tenggara Timur maupun yang ada di Indonesia.