Surat Cinta Untuk Sahabat-Sahabat GMIT-ku

SOS: 'Selamatkan Jiwa dan Spirit Kekristenan' kita melalui puji-pujian (Label: Surat Cinta).

Memainkan Lagu-Lagu dalam Edisi Akord

Pemain musik gereja dituntut untuk terus berlatih dan berlatih (Label: Panduan Musik).

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik oleh Pietro T. M. Netti.

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi (Label: Pujian Jemaat).

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat (Label: Musik Pengiring).

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Thursday, December 31, 2015

230 Lagu NKB Edisi Akord Karya Rumah MUGER Kupang

NYANYIKANLAH KIDUNG BARU EDISI AKORD

Karya: Pietro T. M. Netti
Tuan Rumah RUMAH MUGER KUPANG


NYANYIKANLAH KIDUNG BARU EDISI AKORD


230 lagu untuk pengiring ibadah

Edisi Terbatas (untuk kalangan sendiri)

Hak Cipta NKB Edisi Akord dipegang oleh:
PIETRO T. M. NETTI, Tuan Rumah RUMAH MUGER KUPANG
(Rumah Musik Gereja-Kupang)
Jl.Kesekrom No 1 Naikolan-Kupang-NTT

Hak Cipta NKB dipegang oleh: Sinode Am GKI


Diterbitkan oleh: Rumah MUGER Kupang
Desain & setting sampul: Pietro T. M. Netti
Cetakan pertama: 2013
Cetakan kedua: 2015
Edisi: Terbatas (untuk kalangan sendiri)

Pesan Moral: 
“Mohon agar tidak memperbanyak atau menggandakan naskah buku ini tanpa seijin tuan rumah Rumah MUGER Kupang!”

-----------------------------------------------------------

Kata Pengantar

Puji syukur kepada TUHAN atas penyertaan dan bimbingan-NYA, akhirnya penyusunan buku nyanyian Nyanyikanlah Kidung Baru dalam edisi akord (NKB Edisi Akord) dapat dirampungkan pada bulan Mei 2013 silam. 

Buku nyanyian NKB Edisi Akord ini disusun dalam rangka membantu para pemain musik gereja yang mau belajar dan/atau memainkan lagu-lagu yang terhimpun di dalam buku nyanyian NKB dengan menerapkan harmoni akord secara baik dan teratur.

Penyusunan buku ini juga dimaksudkan untuk melengkapi koleksi himpunan nyanyian jemaat dalam edisi akord lainnya yang telah disusun dan diterbitkan oleh Yamuger (Yayasan Musik Gereja Indonesia) yakni Kidung Jemaat Edisi Akord (KJ Edisi Akord) dan Pelengkap Kidung Jemaat Edisi Akord (PKJ Edisi Akord).

Kiranya buku nyanyian NKB Edisi Akord (untuk kalangan sendiri) ini bisa bermanfaat bagi para pemain musik gereja dalam memainkan lagu-lagu yang terhimpun di dalam buku nyanyian NKB secara baik dan teratur dalam penerapan harmoni akordnya.

Kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan guna penyempurnaan harmoni akord di masa-masa yang akan datang. IMANUEL!



Pietro T. M. Netti

Saturday, December 26, 2015

NKB Edisi Akord (2) Mengikuti Jejak KJ & PKJ Edisi Akord


Semula, sejak mulai belajar bermain lagu-lagu menggunakan KJ Edisi Akord (tahun 2004) sebagai panduan, saya merasa sangat terbantu dengan harmoni-harmoni akord yang dituliskan di setiap lagunya. Memang pada awalnya terasa sangat sulit, tapi karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi, saya pantang menyerah untuk terus mempelajari cara dan teknik bermain semampu saya. Seiring waktu berjalan, saya mulai menemukan cara dan teknik permainan ala saya sendiri, dan mulai menikmati harmoni akord dari setiap lagu yang saya mainkan.
Buku NKB Edisi Akord karya Rumah MUGER-Kupang

Ternyata lagu-lagu dalam himpunan Kidung Jemaat sangat bagus dan berkualitas karena memiliki harmoni akord yang sangat indah dan teratur. Harmoni-harmoni akord yang diterapkan pada lagu-lagu di dalam KJ Edisi Akord sungguh di luar dugaan saya ketika dimainkan.

Ya, sekali lagi saya katakan, sangat indah dan teratur. Harmoni akord yang ada sungguh menghadirkan harmoni musik klasik yang diharapkan sebagaimana layaknya lagu-lagu berkategori Hymn dan Anthem. Memang sungguh di luar dugaan saya, karena sudah sejak lama lagu-lagu Kidung Jemaat maupun lagu-lagu lainnya sering disuguhkan oleh kebanyakan pemain musik gereja dengan permainan harmoni yang, dengan sangat menyesal saya harus katakan, tidak indah dan tidak teratur. Mohon maaf atas pernyataan saya ini karena mungkin saja terlalu subyektif. Tapi kenyataan ini pula yang menyebabkan saya untuk sekian lamanya tidak tertarik dengan musik dan puji-pujian yang biasa dipakai di dalam kebaktian-kebaktian di gereja (khususnya gereja-gereja di lingkup GMIT).

Memang, kendala terbesar yang saya temui selama berpuluh-puluh tahun dari para pemain musik adalah kendala harmoni akord dalam memainkan lagu-lagu Kidung Jemaat. Penempatan akord pada bagian-bagian lagu tidak boleh asal, butuh penghayatan dan/atau apresiasi yang mendalam dari seorang pemain musik terhadap lagu yang dimainkan. Di samping itu, pemahaman yang memadai tentang akord dan harmoni akord itu sendiri juga (baca: teori musik) akan sangat membantu menciptakan harmoni-harmoni yang diharapkan. Dan, pengalaman (jam terbang) pun berperan penting dalam menghasilkan harmoni-harmoni yang indah dan teratur.

“Kembali ke harmoni!”

Di samping menghadirkan harmoni yang diharapkan, harmoni yang dalam KJ Edisi Akord pun akhirnya membuat saya semakin jatuh cinta dengan lagu-lagu yang sesungguhnya antara asing dan tidak asing di telinga saya. Begitu pula dengan PKJ Edisi Akord yang saya peroleh pada tahun 2010/2011 lalu semakin menambah perbendaharaan permainan lagu-lagu dalam edisi akord. Penggunaan KJ dan PKJ Edisi Akord ini, sebagaimana dikatakan di atas, sangat membantu saya (dan pastinya pemain musik gereja) dalam hal keindahan dan keteraturan permainan, dan bahkan konsistensi permainan dari waktu ke waktu.

Sedikit paparan di atas menyiratkan beberapa kemudahan dan manfaat ketika kita bermain musik untuk mengiringi puji-pujian dengan menggunakan petunjuk akord. Saya yakin bahwa pemain musik gereja yang telah terbiasa menggunakan buku edisi akord akan sangat diuntungkan ketika harus memainkan sejumlah lagu baik yang sudah diketahui (biasa dimainkan) maupun belum diketahui (tidak biasa dimainkan). Dan, saya juga menjamin bahwa pemain musik yang sudah terbiasa tersebut akan selalu dan tetap menghadirkan permainan musik yang indah dan teratur.

Keuntungan, kemudahan dan manfaat luar biasa dari KJ dan PKJ dalam Edisi Akord inilah yang mendorong saya untuk mencoba menyusun NKB Edisi Akord yang setelah dicari-cari ternyata memang belum ada. Saya tergerak menyusun NKB Edisi Akord ini, di samping untuk dipakai secara pribadi, juga untuk membantu sahabat-sahabat sesama pemain musik gereja yang mungkin saja membutuhkan dan/atau yang sudah terbiasa bermain musik menggunakan buku-buku lagu dalam edisi akord. Saya juga termotivasi untuk, kalau boleh, bisa menjadi orang pertama yang menyusun NKB dalam Edisi Akord dan melengkapi koleksi buku-buku lagu dalam edisi akord yang sudah ada.

Melalui postingan ini, saya ingin memberitahukan secara terbuka kepada semua pihak, khususnya Sinode Am GKI selaku pemegang hak cipta, bahwa saya telah menyelesaikan penyusunan buku nyanyian Nyanyikanlah Kidung Baru Edisi Akord dan siap dipergunakan oleh saya sendiri maupun sahabat-sahabat saya (sesama pemain musik gereja) untuk tujuan pelayanan. Perlu dicatat di sini bahwa walaupun kerinduan hati saya sebagaimana yang terungkap dalam episode curahan hati di atas begitu besar, tapi saya sedikitpun tidak berencana untuk menjual Buku NKB Edisi Akord ini secara bebas. Buku NKB Edisi Akord ini akan dicetak terbatas dan hanya dipakai oleh kalangan terbatas.

Semoga kehadiran NKB Edisi Akord ini bisa memenuhi harapan para pengguna buku-buku nyanyian dalam edisi akord. Kritik dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan demi penyempurnaan isi buku di masa-masa yang akan datang.

Tuesday, December 22, 2015

NKB Edisi Akord (1) Menambah Koleksi Buku Nyanyian Dalam Edisi Akord


Buku Nyanyikanlah Kidung Baru Edisi Akord karya Rumah MUGER-Kupang disusun dalam rangka menambah/melengkapi koleksi buku-buku nyanyian edisi akord lainnya yang telah beredar luas. Penyusunan buku nyanyian ini merupakan sebuah upaya pribadi, beranjak dari ketidaktersediaan di pasaran padahal isi buku (lagu-lagunya) sudah dikenal luas dan selalu dipergunakan di hampir setiap peribadatan (di gereja-gereja dalam lingkup Sinode GMIT).
NKB Edisi Akord karya Rumah MUGER -Kupang

Sebagai pemain musik gereja yang selalu berhadapan dengan lagu-lagu tersebut, saya merasakan ada sesuatu yang kurang saat harus memainkan lagu-lagu NKB dibanding dengan lagu-lagu KJ maupun PKJ yang sudah ada edisi akordnya. Perasaan tersebut muncul karena memang lagu-lagu NKB belum dibuat dalam edisi akord, sehingga perlu upaya ekstra setiap kali saya harus memainkan lagu-lagu tersebut. Upaya ekstra yang dimaksud adalah bahwa saya harus bermain sambil berpikir keras tentang penggunaan/penempatan harmoni akord di setiap bagian lagu.

Mungkin keadaannya tidak akan sesulit itu jika saya telah menguasai (menghafal) seluruh lagu yang ada. Dalam hal penguasaan lagu, saya bukan orangnya, karena seluruh lagu yang ada baik yang terhimpun di dalam KJ, PKJ, NKB itu sendiri, maupun buku-buku nyanyian lainnya sangat asing di telinga saya. Saya tidak pernah tertarik sebelumnya untuk menyanyikan lagu-lagu tersebut apalagi memainkannya. Dalam pengalaman bergereja (dari masa kecil saya hingga dengan saat saya mulai mempelajari lagu-lagu tersebut), saya merasakan adanya ketidaknyamanan dalam bernyanyi, dan ketidakberaturan dalam hal ketukan, tempo, dan harmoni dari lagu-lagu tersebut.
Contoh: NKB 188: Tiap Langkahku

Karena ketertarikan saya terhadap lagu-lagu tersebut datang terlambat, maka akan sangat tidak mungkin bagi untuk bisa menghafal seluruh lagu tersebut. Lagi pula, untuk mengembangkan kemampuan permainan musik (bermain musik sambil membaca seluruh notasi lagu) saya tidak ingin menghafal lagu-lagu tersebut. Saya selalu ingin melatih refleks permainan dari “mata turun ke hati” (baca: “dari mata menuju ke otak dan turun ke jari-jemari”). Setidaknya, anjuran itu pula yang selalu saya sampaikan kepada anak-anak didik saya dalam belajar dan/atau bermain musik (piano).

Berangkat dari gambaran di atas, maka mau tidak mau saya harus menyusun sendiri NKB Edisi Akord. Penyusunan NKB Edisi Akord ini telah menjadi satu prioritas kerja yang harus saya lakukan guna menjawab kebutuhan saya secara pribadi sebagai pemain musik gereja. Memang, tekad ini menjadi begitu kuat ketika diketahui bahwa NKB Edisi Akord belum disusun dan/atau diterbitkan oleh siapapun baik Yamuger yang telah menerbitkan Kidung Jemaat Edisi Akord dan Pelengkap Kidung Jemaat Edisi Akord, maupun oleh Sinode Am GKI sebagai pemegang hak cipta buku nyanyian NKB.

Pada Maret 2013, kerja dimulai, lagu demi lagu diketik dengan akord, dan hasilnya NKB Edisi Akord (Cetakan ke-1) pun rampung pada bulan Mei 2013. Pada cetakan ke-1, buku NKB Edisi Akord ini hanya dicetak (printed) sebanyak 1 (satu) eksemplar dan dipergunakan secara khusus oleh saya sendiri. Hasil kerja ini dipakai sebagai bahan uji coba, review untuk kemudian dilakukan perbaikan/koreksi sedikit demi sedikit guna mencapai hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi. Dan, hasil uji coba, review dan perbaikan/koreksi ini akhirnya baru menjadi ‘sempoerna’ (baca: selesai) pada 14 Desember 2015 lalu. Sebuah kerja dalam kurun waktu yang cukup lama di tengah-tengah rutinitas keseharian.

Melalui postingan ini, saya ingin memberitahukan secara terbuka kepada semua pihak, khususnya Sinode Am GKI selaku pemegang hak cipta, bahwa saya telah menyelesaikan penyusunan buku nyanyian Nyanyikanlah Kidung Baru Edisi Akord dan siap dipergunakan oleh saya sendiri maupun sahabat-sahabat saya (sesama pemain musik gereja) untuk tujuan pelayanan. Perlu dicatat di sini bahwa walaupun kerinduan hati saya sebagaimana yang terungkap dalam episode curahan hati di atas begitu besar, tapi saya sedikitpun tidak berencana untuk menjual Buku NKB Edisi Akord ini secara bebas. Buku NKB Edisi Akord ini akan dicetak terbatas dan hanya dipakai oleh kalangan terbatas.

Semoga kehadiran NKB Edisi Akord ini bisa menambah koleksi buku-buku nyanyian dalam edisi akord. Kritik dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan demi penyempurnaan isi buku di masa-masa yang akan datang.

Saturday, December 19, 2015

Telah Hadir NKB Edisi Akord Cetakan Ke-2 Karya Rumah MUGER-Kupang

Melalui sebuah proses yang tidak singkat, akhirnya hadir Buku NKB Edisi Akord cetakan ke-2 karya Rumah MUGER Kupang. Pada cetakan ke-1 (pertama), NKB Edisi Akord yang rampung penyusunannya pada tahun 2013 silam ini hanya digunakan secara pribadi sambil terus dilakukan uji coba terhadap penerapan harmoni akord yang telah dibuat.
Cover Depan NKB Edisi Akord

Sambil berjalan, proses editing-pun terus dilakukan demi menghasilkan penerapan permainan musik yang tidak terlalu rumit dan juga penyempurnaan harmoni-harmoni akord yang indah dan teratur dan sekiranya lebih masuk akal. Perubahan-perubahan akhirnya harus dilakukan untuk sebagian besar lagu, dan kini telah rampung dan siap dipergunakan baik oleh saya secara pribadi maupun oleh sahabat-sahabat saya sesama pemain musik gereja yang membutuhkan.

Sejak cetakan pertama dibuat dan dipublikasikan di Blog RUMAH MUGER, antusiasme teman-teman pemain musik gereja di hampir seluruh pelosok negeri ini sangat tinggi dalam merespon kehadiran buku NKB Edisi Akord ini. Banyak surat elektronik (surel/email) yang masuk yang intinya ingin mendapatkan dan/atau membeli buku ini berapapun harganya. Maklum, karena memang belum ada buku NKB Edisi Akord yang dibuat (baik oleh Yamuger maupun Sinode Am GKI selaku pemegang hak cipta buku nyanyian NKB) dan dijual di toko-toko buku rohani selain Kidung Jemaat dan Pelengkap Kidung Jemaat dalam edisi akord karya Yamuger, dan buku-buku nyanyian rohani lainnya.

Namun, dengan sangat terpaksa, buku NKB Edisi Akord cetakan ke-1 ini hanya bisa dipakai oleh saya sendiri dan belum bisa digunakan untuk kalangan lain, karena masih terkendala dengan beberapa hal, yakni:
  1. Saya belum merasa yakin seratus persen hasil kerja NKB Edisi Akord ini sudah layak digunakan oleh kalangan lain. Masih perlu adanya perbaikan/koreksi di sana-sini baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
  2. Dan, ternyata hasil kerja yang dirasa sudah tuntas ini menjalani proses editing yang cukup lama di sela-sela kesibukan rutin yang menumpuk. Syukur, bahwa kesalahan dalam hal teknis pengetikan hampir tidak terjadi, tapi penggunaan harmoni akord di setiap lagu yang perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
  3. Pada saat selesai merampungkan NKB Edisi Akord, yang ada dalam pikiran saya adalah hasil kerja ini dicetak (print), difotokopi, dan kemudian dijilid menjadi buku sama seperti KJ dan PKJ Edisi Akord. Setelah melalui sedikit kalkulasi (hitung-kali-bagi), ternyata, setelah dibuat menjadi sebuah buku, biaya print plus jilidnya sama dengan sangat mahal dibanding dengan harga jual KJ dan PKJ Edisi Akord di toko-toko buku.
  4. Pada satu postingan sebelumnya dalam rangka mempromosikan hasil kerja NKB Edisi Akord ini di blog RUMAH MUGER [baca: Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) Edisi Akord], saya mengatakan bahwa saya pernah menawarkan hasil kerja ini kepada Yamuger, tapi ternyata Yamuger bukanlah pemilik hak cipta dari himpunan lagu NKB. Oleh Yamuger saya disarankan untuk melakukan kontak agar mungkin saja bisa bekerjasama dengan pihak Sinode Am GKI selaku pemegang hak cipta. Namun, hingga saat inipun saya belum mendapat respon balik. Hal ini juga yang menjadi salah satu kendala serius bagi saya untuk menyebarluaskan hasil kerja ini, karena masih mempertimbangkan tentang apakah saya akan dianggap melakukan pelanggaran hak cipta.
Buku NKB Edisi Akord (ukuran 21x15cm)

Kendala nomor 1-3 saat ini, menurut hemat saya, sudah teratasi dengan baik. Khususnya kendala pada nomor 1 dan 2 dijamin seratus persen telah lolos sensor karena memang telah melewati proses editing yang memakan waktu cukup panjang dan lama. Dan puji syukur, seluruh proses perbaikan akhirnya rampung pada 24 November 2015 lalu. Tapi sebagai manusia yang tidak sempurna, saya juga tidak memungkiri bila saja masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pantauan saya.

Kendala nomor 3 akhirnya bisa juga teratasi dengan munculnya ide awal pembuatan Ebook (Elektronic Book) dalam file PDF (Portable Document Format). File PDF dapat dibaca dengan mudah di komputer, laptop, notebook dan bahkan bisa disimpan dan dibaca di perangkat android. Secara pribadi, saat ini saya menggunakan NKB Edisi Akord ini dalam dua jenis, yakni: Buku NKB Edisi Akord dan Ebook NKB Edisi Akord yang disimpan di Laptop dan perangkat Android. Namun, ide awal tersebut terpaksa diurungkan/dibatalkan demi meminimalisir sejak dini penyalahgunaan hasil kerja yang sudah saya buat dengan susah-payah ini (lagi-lagi, masih ada kaitannya dengan hak cipta khususnya hak cipta NKB Edisi Akord). Jadi, walaupun biayanya terbilang mahal (tapi “tidak mahal-mahal amatlah!”), saya tetap membuatnya dalam bentuk buku (di-print bukan di-photoocopy) untuk dipersembahkan kepada sahabat-sahabat pemain musik yang membutuhkan.  

Dan, kendala nomor 4 sebenarnya bukan lagi menjadi kendala bagi saya, tapi tetap masih mengusik hati dan pikiran saya. Mengapa demikian? Sebenarnya maksud hati yang terdalam adalah kerinduan untuk, kalau boleh, bisa mencetak dan menerbitkan NKB Edisi Akord ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Yamuger pada buku Kidung Jemaat Edisi Akord dan Pelengkap Kidung Jemaat Edisi Akord. Tapi karena beberapa faktor, biarlah kerinduan itu tetap menggantung di atas langit supaya genaplah perkataan para orang tua: “gantungkanlah cita-citamu setinggi langit!” (episode curahan hati…hehe)

Melalui postingan ini, saya ingin memberitahukan secara terbuka kepada semua pihak, khususnya Sinode Am GKI selaku pemegang hak cipta, bahwa saya telah menyelesaikan penyusunan buku nyanyian Nyanyikanlah Kidung Baru Edisi Akord dan siap dipergunakan oleh saya sendiri maupun sahabat-sahabat saya (sesama pemain musik gereja) untuk tujuan pelayanan. Perlu dicatat di sini bahwa walaupun kerinduan hati saya sebagaimana yang terungkap dalam episode curahan hati di atas begitu besar, tapi saya sedikitpun tidak berencana untuk menjual Buku NKB Edisi Akord ini secara bebas. Buku NKB Edisi Akord ini akan dicetak terbatas dan hanya dipakai oleh kalangan terbatas.

Semoga kehadiran buku NKB Edisi Akord ini bisa bermanfaat bagi kita semua (pemain musik gereja) untuk menunjang pelayanan di bidang musik dan puji-pujian gerejawi. Kritik dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan demi penyempurnaan isi buku di masa-masa yang akan datang.