English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Friday, July 18, 2014

MANFAAT TEORI SENI MUSIK


MUSIK DAN PEMAIN MUSIK GEREJA (Bagian IV)

Oleh: Pietro T. M. Netti
(Pelaku Musik Gerejawi-
Warga Jemaat Gunung Sinai Naikolan)

Teori seni musik sebenarnya memberi manfaat yang sangat besar kepada pemain musik. Dengan mempelajari teori, seorang pemain musik dapat memperoleh bekal ilmu yang dapat menambah dan memperkaya wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang musik maupun bermusik.

Penguasaan teori bukan hanya sekedar mengetahui definisi-definisi dan/atau istilah-istilah tentang musik yang menurut sebagian kalangan sebagai hal-hal yang membosankan, tapi lebih dari itu, dapat membantu pemahaman dan penguasaan yang lebih baik terhadap dasar-dasar, aturan-aturan dan/atau teknik-teknik dasar tentang musik dan bermusik, dan sekaligus dapat mengoptimalkan pengembangan kompetensi (skill) bermusik secara baik dan bertanggung jawab.  

Lebih jauh, teori seni musik memberi pemahaman dan pengertian tentang:
  1. Karakter, jenis dan/atau aliran musik; setiap jenis/aliran musik memiliki aturan dan ciri khas permainan yang berbeda satu dengan lainnya. Aturan dan ciri khasnnya dapat dilihat dari pola permainan tempo, irama, harmoni akord/nada, kadens/nada dalam irama dan skala/tangga nada yang berbeda.
  2. Notasi; menerapkan permainan musik dan/atau lagu sesuai dengan simbol/petunjuk notasi yang baik dan benar. Penguasaan simbol/petunjuk notasi sangat membantu dalam hal penerapan permainan tempo, irama, harmoni akord dan skala yang baik dan benar.
  3. Improvisasi; melakukan teknik-teknik dasar improvisasi permainan musik yang baik dan bertanggung jawab. Penguasaan teknik dasar improvisasi sangat membantu kreasi dan ekspresi yang bebas dan mandiri dalam sebuah permainan musik dengan tetap mempertimbangkan etika dan estetika bermusik. Singkatnya, teori seni musik sangat membantu pemahaman dan penerapan permainan musik yang baik dan bertanggung jawab dari seorang pemain musik. 
Pada umumnya, teori seni musik diabaikan dan/atau tidak disentuh sama sekali oleh pemain musik yang berlatar belakang otodidak. Teori musik, selain membosankan, juga dianggap sebagai hal yang melelahkan dan tidak berguna.

Pemain musik otodidak cenderung memakai cara/metode learning by seeing and/or listening (belajar dengan cara melihat dan/atau mendengar). Sebuah cara/metode yang dianggap sebagai satu-satunya cara/metode termudah dan terbaik. Cara/metode ini dirasa cukup efektif untuk menguasai teknik dan/atau pola permainan musik secara cepat/instan tanpa harus memahami dan mengetahui lebih jauh apa makna dan/atau alasan teoritisnya.

Cara/metode belajar seperti ini biasanya dilakukan dengan melihat contoh permainan yang dilakukan/ditunjukkan oleh orang lain, dan/atau melihat/mendengar dari rekaman-rekaman audio/audio visual, dan kemudian menirunya. Menghasilkan ‘bunyi’ dan melakukan pola permainan yang sama dengan apa yang dilihat/didengar dari contoh adalah tujuan akhir dari seorang pemusik yang menggunakan cara/metode ini.

Cara/metode ini memiliki kelebihan dan juga kekurangan sebagai berikut:

Kelebihannya, seorang pemain musik bisa menguasai/memainkan teknik/pola permainan yang dilihat/didengarnya dengan cepat, dan bisa melakukan hal yang sama secara detail sesuai dengan contoh;

Namun kekurangannya, seorang pemain musik hanya akan mampu ‘berbicara’ kalau ada contoh tanpa pemahaman lebih jauh tentang alasan, maksud dan tujuan permainan musik itu sendiri. Dalam berimprovisasi pun, misalnya, seorang pemusik otodidak cenderung hanya bisa ‘membeo’ (baca: meniru) dari apa yang dilihat dan/atau didengarnya (sesuai ‘teks’, pen), tanpa berani melakukan improvisasi di luar ‘teks’ secara baik dan bertanggung jawab atau melakukan kreasi dan ekspresi secara bebas dan mandiri.

0 comments:

Post a Comment