MUSIK DAN
PEMAIN MUSIK GEREJA (Bagian IV)
Oleh:
Pietro T. M. Netti
(Pelaku
Musik Gerejawi-
Warga
Jemaat Gunung Sinai Naikolan)
Teori
seni musik sebenarnya memberi manfaat yang sangat besar kepada pemain musik. Dengan
mempelajari teori, seorang pemain musik dapat memperoleh bekal ilmu yang dapat menambah dan memperkaya
wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang musik maupun bermusik.
Penguasaan
teori bukan hanya sekedar mengetahui definisi-definisi dan/atau istilah-istilah
tentang musik yang menurut sebagian kalangan sebagai hal-hal yang membosankan,
tapi lebih dari itu, dapat membantu pemahaman dan penguasaan yang lebih baik
terhadap dasar-dasar, aturan-aturan dan/atau teknik-teknik dasar tentang musik
dan bermusik, dan sekaligus dapat mengoptimalkan pengembangan kompetensi
(skill) bermusik secara baik dan bertanggung jawab.
Lebih
jauh, teori seni musik memberi pemahaman dan pengertian tentang:
- Karakter, jenis dan/atau aliran musik; setiap jenis/aliran musik memiliki aturan dan ciri khas permainan yang berbeda satu dengan lainnya. Aturan dan ciri khasnnya dapat dilihat dari pola permainan tempo, irama, harmoni akord/nada, kadens/nada dalam irama dan skala/tangga nada yang berbeda.
- Notasi; menerapkan permainan musik dan/atau lagu sesuai dengan simbol/petunjuk notasi yang baik dan benar. Penguasaan simbol/petunjuk notasi sangat membantu dalam hal penerapan permainan tempo, irama, harmoni akord dan skala yang baik dan benar.
- Improvisasi; melakukan teknik-teknik dasar improvisasi permainan musik yang baik dan bertanggung jawab. Penguasaan teknik dasar improvisasi sangat membantu kreasi dan ekspresi yang bebas dan mandiri dalam sebuah permainan musik dengan tetap mempertimbangkan etika dan estetika bermusik. Singkatnya, teori seni musik sangat membantu pemahaman dan penerapan permainan musik yang baik dan bertanggung jawab dari seorang pemain musik.
Pada
umumnya, teori seni musik diabaikan dan/atau tidak disentuh sama sekali oleh
pemain musik yang berlatar belakang otodidak. Teori musik, selain membosankan,
juga dianggap sebagai hal yang melelahkan dan tidak berguna.
Pemain
musik otodidak cenderung memakai cara/metode learning by seeing and/or
listening (belajar dengan cara melihat dan/atau mendengar). Sebuah cara/metode
yang dianggap sebagai satu-satunya cara/metode termudah dan terbaik.
Cara/metode ini dirasa cukup efektif untuk menguasai teknik dan/atau pola
permainan musik secara cepat/instan tanpa harus memahami dan mengetahui lebih
jauh apa makna dan/atau alasan teoritisnya.
Cara/metode
belajar seperti ini biasanya dilakukan dengan melihat contoh permainan yang
dilakukan/ditunjukkan oleh orang lain, dan/atau melihat/mendengar dari
rekaman-rekaman audio/audio visual, dan kemudian menirunya. Menghasilkan
‘bunyi’ dan melakukan pola permainan yang sama dengan apa yang dilihat/didengar
dari contoh adalah tujuan akhir dari seorang pemusik yang menggunakan
cara/metode ini.
Cara/metode
ini memiliki kelebihan dan juga kekurangan sebagai berikut:
Kelebihannya, seorang
pemain musik bisa menguasai/memainkan teknik/pola permainan yang
dilihat/didengarnya dengan cepat, dan bisa melakukan hal yang sama secara
detail sesuai dengan contoh;
Namun
kekurangannya, seorang pemain
musik hanya akan mampu ‘berbicara’ kalau ada contoh tanpa pemahaman lebih jauh
tentang alasan, maksud dan tujuan permainan musik itu sendiri. Dalam
berimprovisasi pun, misalnya, seorang pemusik otodidak cenderung hanya bisa
‘membeo’ (baca: meniru) dari apa yang dilihat dan/atau didengarnya (sesuai
‘teks’, pen), tanpa berani melakukan improvisasi di luar ‘teks’ secara baik dan
bertanggung jawab atau melakukan kreasi dan ekspresi secara bebas dan mandiri.
Bersambung ke: PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI BERMUSIK
Tulisan sebelumnya: MENGEMBALIKAN FUNGSI & PERAN MUSIK PENGIRING
0 comments:
Post a Comment