English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Tuesday, January 3, 2017

Cara Membaca Notasi Angka Dalam Birama 6/8 [dengan Bendera pada 2 Not & 3 Not]


Oleh: Pietro T. M. Netti
Tuan Rumah RUMAH MUGER Kupang

Pengalaman beberapa tahun silam berhubungan dengan cara penulisan notasi angka dalam birama 6/8 kembali terulang menjelang Perayaan Minggu Pra Paskah VI baru lalu. Pengalaman inipun lagi-lagi sempat menjadi sebuah masalah baru yang tentu pula mengharuskan saya melakukan upaya ekstra untuk mencari solusi yang tepat. Masalah kali ini datang dari lagu yang terambil dari himpunan nyanyian Nama Yesus Terus Bersuara (NYTB) 15 “KUS’RAHKAN HIDUPKU dengan nada dasar C = do, dan birama 6/8:

Dalam lagu ini, sebagian penulisan simbol notasi sama dengan cara penulisan yang terdapat pada lagu Dua Sahabat Lama (DSL) 108 “PERSEMBAHANDIRI” yang telah/pernah dibahas sebelumnya (Lihat: Mengenal Penulisan NotasiAngka Dalam Birama 6/8 [dengan Bendera pada Not Tunggal]). Penulisan simbol notasi yang dimaksud seperti yang dibahas sebelumnya adalah penempatan bendera pada sebuah not tunggal yang sudah didapatkan solusi bagaimana cara membacanya.

Untuk kedua kalinya, birama 6/8 menjadi masalah. Masalah baru yang kini muncul dalam lagu NYTB 15 adalah bagaimana membaca notasi dalam birama 6/8 yang mendapat simbol bendera yang menghubungkan:
1.       dua not, dan
2.       tiga not.  

Pada kesempatan ini, saya tidak akan berkeluh-kesah lagi (curhat) tentang bagaimana upaya saya (secara mandiri) untuk menemukan cara membaca yang tepat/benar sebagaimana yang telah saya lakukan pada lagu DSL sebelumnya. Sangat beruntung, apa yang telah saya upayakan pada lagu DSL (DSL 108) tersebut telah menjadi panduan/acuan berharga bagi saya untuk menelaah serta menemukan dengan sedikit lebih mudah solusi dan jalan keluarnya. Untuk bisa membacanya, saya mengajak kita semua untuk kembali ke irama Slow Rock 6/8 yang pernah saya bahas sebelumnya.

Irama Slow Rock adalah irama 4 ketukan dengan 6 Not 1/8 menjadi patokan tempo. 6 Not 1/8 tersebut juga dapat dikatakan mewakili 6 hitungan dalam 2 ketukan. Ini juga berarti bahwa dalam 1 ketukan terdapat 3 Not 1/8 yang mewakili 3 hitungan. Karena terdapat 4 ketukan dalam setiap biramanya maka 6 Not 1/8 tersebut dikali 2 lagi (6x2) sehingga menjadi 12 Not 1/8 yang mewakili 12 hitungan dalam 4 ketukan di setiap birama.

Atau, dengan kata lain, bisa juga dikatakan bahwa dalam 4 ketukan, terdapat 3 Not 1/8 atau 3 hitungan di setiap ketukannya; 4 [ketuk] dikali 3 [Not 1/8] sama dengan 12 [Not 1/8] (4x3=12). Dengan demikian, penulisan birama pada lagu dapat ditulis sebagai berikut: 12 (6x2) ketuk atau 12 (4x3) ketuk. 

Khusus untuk lagu NYTB 15 (dan lagu DSL 108 yang telah dibahas sebelumnya), bisa juga dibuat dalam birama 2 ketukan dengan 6 Not 1/8 yang ditulis dengan simbol birama: 6 (2x3) ketuk.

Sebelum sampai pada bagaimana membaca notasi yang ada, perlu diketahui bahwa setiap Not lagu yang tertulis pada lagu di atas (baik Not yang mendapat bendera maupun yang tidak mendapat bendera) adalah Not 1/8.

Jika ada yang bertanya: “Kok bisa?”  

Saya menjawabnya: “Iya,bisa, supaya genaplah apa yang tertulis yakni agar memenuhi unsur angka 8 yang tertulis pada pecahan 6/8 yang merepresentasikan Not 1/8.”

“Jika seluruh Not yang ada adalah Not 1/8, bagaimana membedakan cara membaca di antara Not yang tidak mendapat bendera, Not tunggal yang mendapat bendera, dan dua dan/atau tiga Not yang mendapat bendera?”

Pada pembahasan sebelumnya (lihat pembahasan tentang DSL 108), cara membaca Not yang tidak mendapat bendera dan Not tunggal yang mendapat bendera sudah jelas. Not tanpa bendera adalah Not 1/8 yang dibunyikan bertepatan dengan hitungan pertama di setiap ketukannya. Not tunggal yang mendapat bendera adalah Not 1/8 yang dibunyikan pada hitungan ketiga di setiap ketukannya (Lihat tulisan berwarna merah!):
Dalam lagu NYTB 15 ini, terdapat bendera di atas dua dan tiga Not 1/8. Karena biramanya 6/8, maka cara membacanya pun tidak sama seperti membaca Not yang tertulis dalam lagu berbirama 1 ketuk, 2 ketuk, 3 ketuk dan/atau 4 ketuk, dan bahkan 6 ketuk sekalipun, kecuali lagu-lagu yang tertulis dengan birama 6 (2x3) ketuk, dan/atau 9 (3x3) ketuk.

Cara membaca dua Not 1/8 yang dihubungkan oleh bendera adalah sebagai berikut: Not 1/8 yang pertama dibunyikan tepat pada hitungan pertama di setiap ketukannya, dan Not 1/8 yang kedua dibunyikan tepat pada hitungan ketiga masih dalam ketukan yang sama (Lihat tulisan berwarna merah!):

Sedangkan cara membaca tiga Not 1/8 yang dihubungkan oleh bendera adalah sebagai berikut: Not 1/8 yang pertama dibunyikan tepat pada hitungan pertama di setiap ketukan, Not 1/8 yang kedua dibunyikan pada hitungan ketiga masih dalam ketukan yang sama, dan Not 1/8 yang ketiga dibunyikan tepat pada hitungan kedua di ketukan berikutnya (Lihat tulisan berwarna merah!): 

Dalam notasi angka, dewasa ini, tidak lagi dicantumkan simbol birama dengan angka pecahan seperti: 2/2, 3/4, 4/4, 6/8, dan sebagainya, melainkan hanya mencantumkan simbol birama sebagai berikut:  1 ketuk, 2 ketuk, 3 ketuk, 4 ketuk, dan lain-lain (Lihat: KJ, PKJ, NKB).  Penulisan birama dengan menggunakan angka pecahan sebenarnya adalah cara penulisan yang diadopsi dari Notasi Balok, yang sepengetahuan saya, tidak pernah menggunakan penulisan simbol seperti 1 ketuk, 2 ketuk, dan lain-lain untuk penulisan simbol biramanya (perbedaan penulisan simbol birama di dalam Notasi Angka dan Notasi Balok akan dibahas secara khusus pada kesempatan lain).

Pada Notasi Balok, penulisan angka pecahan untuk birama memiliki arti sebagai berikut: angka pembilang menunjukkan jumlah ketukan di setiap birama, dan angka penyebut menunjukkan  penggunaan notasi sesuai dengan harga/nilai Not-nya. Birama 3/4, misalnya; angka pembilang 3 menunjukkan jumlah 3 ketukan di setiap ruas biramanya (atau sama dengan 3 ketuk), dan angka penyebut 4 menunjukkan penggunaan jenis Not 1/4 di tiap-tiap birama. Atau, 3/4 berarti terdapat 3 Not 1/4 yang menjadi patokan tempo.

Sebenarnya penulisan simbol birama baik dalam angka pecahan (2/2, 3/4, 4/4, dll.) maupun bukan angka pecahan (2 ketuk, 3 ketuk, 4 ketuk, dll.) dalam Notasi Angka bukanlah sesuatu hal yang perlu dipermasalahkan. Tidak ada yang salah sehubungan dengan penggunaan simbol-simbol tersebut. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu seperti yang terjadi pada lagu yang sudah dan yang sedang dibahas (DSL 108 & NYTB 15) ini menunjukkan bahwa penggunaan birama dengan simbol angka pecahan (6/8) memperlihatkan penulisan notasi yang lebih ringkas dan sederhana.  Banding:




Demikian pembahasan tentang bagaimana cara membaca notasi angka dalam birama 6/8. Cara membaca Notasi yang dimaksud adalah cara membaca Not yang tidak mendapat bendera, Not tunggal yang mendapat bendera, serta dua dan/atau tiga Not yang dihubungkan dengan bendera. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat dan menambah/melengkapi wawasan kita dalam hal membaca (menyanyikan dan/atau memainkan) simbol Notasi Angka dalam birama 6/8.

0 comments:

Post a Comment