Surat Cinta Untuk Sahabat-Sahabat GMIT-ku

SOS: 'Selamatkan Jiwa dan Spirit Kekristenan' kita melalui puji-pujian (Label: Surat Cinta).

Memainkan Lagu-Lagu dalam Edisi Akord

Pemain musik gereja dituntut untuk terus berlatih dan berlatih (Label: Panduan Musik).

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik

Kumpulan Arransemen Lagu untuk Koor Musik oleh Pietro T. M. Netti.

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi

Praktek Puji-Pujian Jemaat: Antara Adat dan Tradisi (Label: Pujian Jemaat).

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat

Spirit Musik Pengiring dan Puji-Pujian Jemaat (Label: Musik Pengiring).

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Thursday, February 27, 2014

Musik Pengiring & Puji-Pujian Jemaat


DILARANG SALING MENDAHULUI!

            “Saya bingung, musik pengiring yang harus mengikuti puji-pujian yang dilakukan jemaat atau puji-pujian yang dilakukan jemaat yang harus mengikuti musik pengiring?”

Demikian pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh seorang pendeta saat bincang-bincang di teras gereja seusai Kebaktian Utama Minggu. Sebuah pertanyaan yang mungkin saja ada di dalam benak kita, ketika kita melihat kenyataan adanya ketidakkompakan dan ketidakharmonisan antara musik pengiring dan puji-pujian yang dilakukan oleh jemaat dalam setiap proses peribadatan/kebaktian.

Tuesday, February 4, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (4)

SOLUSI (DIALOG-3):
Tulisan sebelum: FAKTOR PENYEBAB (DIALOG-2):

            Tulisan ini masih merupakan lanjutan dialog pendeta dan organis dari ruang konsistori tentang masalah utama di dalam praktek musik dan puji-pujian pengiring liturgi di gereja.

“Luar biasa!” ucap pendeta bersemangat. “Kalau saja informasi ini sampai ke semua Warga Gereja, khususnya sampai pada mereka yang terlanjur menganggap remeh tentang kualitas lagu-lagu pengiring kebaktian kita, pasti akan berubah pikiran! Dan untuk mencapai kualitas permainan/performa dimaksud, tentunya dituntut kerja keras juga dari organis gereja dan pemimpin/pemandu pujian yang bertugas! Perlu suatu pelatihan dan persiapan khusus demi tujuan tersebut!” cetus pendeta penuh harap.

Monday, February 3, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (3)

FAKTOR PENYEBAB (DIALOG-2)
Tulisan sebelum: MASALAH UTAMA (DIALOG-1)

            Berikut ini adalah lanjutan dialog dari ruang konsistori gereja antara pendeta dan organis tentang penyebab merosotnya ketertarikan jemaat khususnya generasi muda terhadap lagu-lagu gerejawi yang dipakai di dalam setiap kebaktian:

“Betul, pak pendeta!” jawab organis membenarkan pandangan pendeta bahwa lagu-lagu yang dipakai di dalam kebaktian-kebaktian di gereja-gereja GMIT adalah lagu-lagu yang berkualitas dan memiliki warna/genre terendiri yang tidak dimiliki oleh lagu-lagu rohani kontemporer. “Ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan:

Sunday, February 2, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (2)


MASALAH UTAMA (DIALOG-1)
Tulisan sebelum: NUANSA & HIKMAT (PENDAHULUAN)

            Dari balik konsistori gereja, terdengar percakapan serius antara pendeta dan pemain organ gereja (organis). Pokok pembicaraannya berkisar pada ‘Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi’. Berikut ini adalah petikan dialog antara seorang pendeta yang peduli dengan Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi dan organis:

Saturday, February 1, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (1)


NUANSA KUDUS & HIKMAT (PENDAHULUAN)

Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi adalah salah satu aspek penting dalam sebuah kebaktian. Musik dan Puji-pujian dapat menggugah setiap Warga Jemaat untuk lebih khusuk dalam beribadah. Musik dan Puji-pujian mampu menghadirkan nuansa kudus dan hikmat saat berbakti. Musik dan Puji-pujian ditujukan semata-mata untuk memuji dan memuliakan ALLAH.

 Ada kecenderungan di setiap kebaktian di gereja-gereja (dalam lingkup GMIT khususnya), selalu terjadi ketidakharmonisan dan ketidakwajaran (baca: keanehan) pada Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi. Sejauh ini keanehan tersebut masih dianggap sebagai hal yang wajar baik oleh warga jemaat sendiri maupun para pemimpin/pelayan jemaat. Ini terlihat dari jarang/tidak pernah adanya pengaduan, saran maupun kritik yang membangun terhadap organis/pianis dan/atau pemimpin/pemandu pujian.