English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Saturday, February 1, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (1)


NUANSA KUDUS & HIKMAT (PENDAHULUAN)

Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi adalah salah satu aspek penting dalam sebuah kebaktian. Musik dan Puji-pujian dapat menggugah setiap Warga Jemaat untuk lebih khusuk dalam beribadah. Musik dan Puji-pujian mampu menghadirkan nuansa kudus dan hikmat saat berbakti. Musik dan Puji-pujian ditujukan semata-mata untuk memuji dan memuliakan ALLAH.

 Ada kecenderungan di setiap kebaktian di gereja-gereja (dalam lingkup GMIT khususnya), selalu terjadi ketidakharmonisan dan ketidakwajaran (baca: keanehan) pada Musik dan Puji-pujian Pengiring Liturgi. Sejauh ini keanehan tersebut masih dianggap sebagai hal yang wajar baik oleh warga jemaat sendiri maupun para pemimpin/pelayan jemaat. Ini terlihat dari jarang/tidak pernah adanya pengaduan, saran maupun kritik yang membangun terhadap organis/pianis dan/atau pemimpin/pemandu pujian.

Kalau pun ada, hanya berkisar pada penekanan tentang tempo (cepat/lambat) bermusik/bernyanyi. Padahal, masih banyak hal-hal mendasar lainnya yang harus diperhatikan (nilai, harga dan karakter notasi, ketukan, dinamika, perasaan, dll) sebagai aturan/prinsip dasar bermusik/bernyanyi.

            Pernah terjadi di saat sedang berlangsung puji-pujian, Pendeta, dari atas mimbar, menyarankan agar bernyanyi harus dengan tempo yang lebih cepat, katanya, harus disesuaikan dengan karakter lagu yang dinyanyikan. Namun yang terjadi, justru lagu/pujian tersebut menjadi sangat aneh/tidak wajar, karena  menyalahi aturan/prinsip dasar bermusik/bernyanyi lainnya.

Padahal perlu diketahui, bahwa tempo (cepat/lambatnya) sebuah lagu/pujian itu bersifat relatif, demi menjaga agar tidak terkesan sangat cepat (baca: tergesa-gesa) atau sangat lambat (baca: loyo). Tempo dimainkan/dinyanyikan sewajar mungkin, tidak harus asal cepat sampai-sampai mengabaikan tanda baca/symbol notasi; nilai, harga dan karakter notasi, dan ketukan yang ada. Seharusnya semua warga jemaat maupun pendeta harus peka dengan kondisi seperti ini. Semua lagu/pujian sudah pasti memiliki aturan-aturan dasar seperti disebutkan di atas yang harus ditaati oleh siapapun tanpa kecuali.

Bersambung ke: MASALAH UTAMA (DIALOG-1)

0 comments:

Post a Comment