English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Monday, February 3, 2014

Spirit Musik & Puji-Pujian Pengiring Liturgi (3)

FAKTOR PENYEBAB (DIALOG-2)
Tulisan sebelum: MASALAH UTAMA (DIALOG-1)

            Berikut ini adalah lanjutan dialog dari ruang konsistori gereja antara pendeta dan organis tentang penyebab merosotnya ketertarikan jemaat khususnya generasi muda terhadap lagu-lagu gerejawi yang dipakai di dalam setiap kebaktian:

“Betul, pak pendeta!” jawab organis membenarkan pandangan pendeta bahwa lagu-lagu yang dipakai di dalam kebaktian-kebaktian di gereja-gereja GMIT adalah lagu-lagu yang berkualitas dan memiliki warna/genre terendiri yang tidak dimiliki oleh lagu-lagu rohani kontemporer. “Ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan:
  1. Kita harus belajar untuk bisa memainkan dan/atau menyanyikan lagu-lagunya dengan baik dan benar sesuai dengan aturan dan prinsip dasar bermusik/bernyanyi, karena dari segi musikalitasnya, sebenarnya lagu-lagu yang ada (KJ, PKJ, NKB, Mazmur, Nyanyian Rohani, dll) sangat berkualitas! Terlihat jelas dari arransemennya, jika dimainkan dengan baik akan terasa sangat indah, menghadirkan unsur-unsur harmoni musik klasik yang sangat kental, dan penuh dengan nuansa-nuansa kudus dan hikmat! Berdasarkan pengalaman, lagu-lagu tersebut dimainkan secara tidak benar (asal-asalan), sehingga tidak memberi kesan positif bagi yang mendengarnya!
  2. Ada kecenderungan lagu-lagu tersebut dimainkan dengan arransemen yang dipaksakan sama dengan lagu-lagu modern, sehingga tentunya lagu-lagu tersebut menjadi lagu-lagu yang sangat biasa-biasa saja; tidak memiliki kelebihan atau kualitas yang diharapkan! Apalagi dimainkan oleh organis yang memiliki skill dan kompetensi yang minim! Padahal menurut hemat saya, lagu-lagu tersebut memiliki genre (jenis atau aliran musik klasik) tersendiri yang tidak dimiliki oleh lagu-lagu modern pada umumnya!
  3. Khususnya di dalam Kidung Jemaat, lagu-lagunya diseleksi dari berbagai sumber oleh tim khusus yang tergabung di dalam YAMUGER: Yayasan Musik Gerejawi di Indonesia! Tim penyusun arransemennya pun terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi musik luar biasa! Itu bisa dilihat dari hasil arransemen yang disusun di dalam Buku Kidung Jemaat Edisi Harmoni (Notasi Balok) dan Kidung Jemaat Edisi Akord (Notasi Angka)!
  4. Khusus di dalam KJ, kita bisa melihat himpunan lagu-lagu dari berbagai daerah di Indonesia hasil karya anak-anak Tuhan yang berkualitas,  bahkan dari berbagai negara dengan pencipta-pencipta terkenal dari abad pertengahan! Sebut saja nama-nama seperti Ludwig van Beethoven (KJ. 3), Wolfgang Dachstein (KJ. 24b), Johann Sebastian Bach (KJ. 115), dan lain-lain! Apakah patut bila kita menganggap rendah karya-karya mereka? Apakah patut bila kita menilai lagu-lagu mereka tidak indah? Tidak berkualitas? Mereka adalah Komponis-komponis hebat abad pertengahan dengan karya-karya spektakuler, yang belum tergantikan oleh siapapun di muka bumi ini hingga dengan saat ini! Bagi mereka yang pernah belajar musik klasik, tentu nama-nama di atas tidak asing lagi, karena belajar musik klasik identik dengan mempelajari dan/atau memainkan karya-karya mereka yang tidak pernah mati ditelan waktu!” terang organis berapi-api.  

         Bersambung ke: SOLUSI (DIALOG-3) 

0 comments:

Post a Comment