English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Saturday, September 27, 2014

PENDARASAN MAZMUR; Lagu Pendarasan Mazmur & Praktek Mendaraskan Mazmur(6/6)


LAGU PENDARASAN MAZMUR
               
Sepanjang sejarah, umat Yahudi mendarskan Mazmur dan puisi-puisi Alkitabiah lainnya dengan cara-cara yang berbeda-beda. Tidak ada yang tahu persis bagaimana Mazmur dinyanyikan di Bait Allah dahulu kala. Mungkin hasil penelitian Abraham Idelsohn di antara komunitas Yahudi di Yemen mendekati cara-cara yang paling otentik. Mungkin juga Suzanne Haϊk Vantura berhasil merekonstruksikan musik kuno dalam Alkitab berdasarkan tanda-tanda dalam teks Ibrani sehubungan dengan bentuk-bentuk melodi. Tidak ada yang pasti. Itu juga tidak sangat kita perlukan. Orang Yahudi sendiri telah mengembangkan bermacam-macam gaya untuk menyanyikan Mazmur, termasuk gaya musik Barat, bahkan gaya Afrika Utara yang telah disesuaikan dengan tradisi musik Islam. Maka kita juga bebas memilih dan menentukan gaya kita sendiri. Yang penting: makna Mazmur berhasil kita sampaikan.

Namun ada beberapa patokan yang rasanya cukup penting untuk tetap kita pegang:
  1. Teks Mazmur perlu dilagukan sebagaimana tertera dalam terjemahannya;
  2. Tanda atnakh cq tanda * di pertengahan ayat tetap kita praktekkan;
  3. Pernafasan tetap kita atur baik-baik (perhatikanlah cara orang Islam tenang menarik nafas sementara berzikir).

Salah satu cara yang mungkin boleh kita coba, ialah cara yang dipakai dalam gereja-gereja Timur Tengah, dimana seorang penyanyi tunggal melagukan doa Mazmur yang ditunjang oleh ‘drone’, yaitu (bukan pesawat tak berawak) interval kwint (lima nada) yang dibunyikan terus menerus oleh suara-suara humming laki-laki: Re – La, atau Mi – Si, atau Fa – Do, atau Sol – Re; boleh ditambah dengan interval La – Mi dan Do – Sol. Interval Si – Fa disebut ‘diabolus in musica’ (‘devil/iblis dalam musik’): bukan kwint murni sehingga tak terpakai sebagai drone, sebab nada kelima harus melengkapi nada dasar secara harmoni alam (natural, pen). Tentunya nada dasar Re, Mi, Fa, Sol, La dan Do dapat dibunyikan pada setiap nada Bas rendah.

Memang, bunyi interval kwint itu selalu sama saja, tetapi interval nada-nada di antara nada rendah dan nada kelimanya selalu berbeda – dan itulah yang menentukan bagi lagu yang dibuat (boleh diimprovisasikan) pada drone itu. Maka penyanyi tunggal harus mengetahui bermacam-macam modus, juga dalam musik daerah.

[Catatan: Pada bagian ini seharusnya terdapat materi CONTOH dan LATIHAN tapi saya tidak perlu mempublikasikannya karena materi ini hanya merupakan latihan dan tugas kepada peserta untuk berlatih (salah satu contoh, lihat: Mazmur 23) dan mencoba menciptakan sendiri notasi untuk mendaraskan Mazmur.] 

PRAKTEK MENDARASKAN MAZMUR

Pendarasan Mazmur sebaiknya jangan langsun dipraktekkan dalam ibadah jemaat yang belum biasa dengan itu. Lebih baik kita bentuk satu kelompok pencinta Mazmur, di mana kita berlatih bersama-sama sampai cara-cara kita sudah terasa mantap. Apabila kita dan orang lain menilai bahwa cara pendarasan kita sudah matang betul, baru kiata dapat mencobanya dalam ibadah jemaat sebagai pengganti pembacaan Mazmur berbalas-balasan.

Perlu kita ingat bahwa musik ibadah tidak dimaksud untuk dipentaskan, tetapi untuk dihayati. [Prev=>Back to beginning]

Selamat mendaraskan Mazmur!

Jakarta, 25 Agustus 2014
Harry van Dop

0 comments:

Post a Comment