Oleh: Pietro T. M. Netti
Tuan Rumah RUMAH MUGER Kupang
Judul: Kidung Jemaat Edisi Akord Sistem Angka
Karya: Rumah MUGER Kupang (Agustus 2014)
Cover: Pietro T. M. Netti
Judul: Kidung Jemaat Edisi Akord Sistem Angka
Karya: Rumah MUGER Kupang (Agustus 2014)
Cover: Pietro T. M. Netti
Simbol akord yang dipakai di Kidung Jemaat Edisi Akord Sistem Angka adalah simbol-simbol angka romawi I-VII
(I, ii, iii, IV, V, vi, vii) sebagai pengganti jenis-jenis/nama-nama akord
yang sudah dikenal selama ini. Penggunaan angka romawi I-VII didasarkan pada 7 Tingkat Trinada, yakni:
Simbol angka romawi besar (I,
IV, V) adalah simbol trinada/akord mayor yang memiliki hubungan harmonis.
Simbol angka romawi kecil (ii, iii, vi kecuali
vii) adalah simbol trinada/akord
minor yang juga memiliki hubungan harmonis. Angka romawi ke-7 (vii) tidak termasuk di dalam
trinada/akord minor, karena dalam tingkat trinada, tingkat ke-7 vii (si), walaupun disimbolkan dengan
angka romawi kecil, bukanlah trinada/akord minor melainkan sebagai
trinada/akord kurang dan/atau trinada/akord diminish (akan dijelaskan
kemudian).
7 Tingkat Trinada tersebut dapat diterapkan untuk setiap key note atau nada dasar. Nada dasar do = c
misalnya; Trinada/akord C (do)
memiliki hubungan harmonis dengan trinada/akord F (fa) dan trinada/akord G
(sol) yang mana ketiga trinada/akord tersebut adalah trinada/akord mayor.
Dalam penulisan simbol akordnya, trinada/akord C-F-G disimbolkan dengan angka romawi besar I-IV-V (do-fa-sol).
Dalam permainan musik, ketiga trinada/akord di atas sudah dapat
dipakai untuk memainkan sekian banyak lagu yang bernada dasar mayor yang
biasanya ditandai dengan penulisan do = …
(tidak untuk nada dasar minor atau lagu-lagu minor). Nada dasar minor atau
lagu-lagu minor biasa ditandai dengan penulisan la = … Jika dimulai dengan la,
berarti trinada/akordnya pasti diawali pada tingkat trinada ke-6 (la).
Berpatokan pada do = c,
maka tingkat ke-6 adalah la atau a (la = a) dimana trinada/akord A (la) adalah trinada/akord minor yang
biasa ditulis dengan simbol Am (A minor).
Trinada/akord Am (la) memiliki
hubungan harmonis dengan trinada/akord Dm
(re) dan trinada/akord Em (mi).
Dalam penulisan simbol akordnya, trinada/akord Am-Dm-Em disimbolkan dengan angka romawi kecil vi-ii-iii (la-re-mi).
Begitu pula dengan nada dasar lainnya, penggunaan simbol angka
romawi dapat diterapkan dengan tetap memperhatikan 7 tingkat trinada dari nada
dasar tersebut. (Lihat daftar nama pasangan akord).
Pada bagian di dalam KJ Edisi Akord Sistem Angka, terdapat
penulisan simbol angka romawi besar VII. Penulisan simbol VII dalam angka romawi besar tidak merepresentasikan si sebagai tingkat trinada ke-7 atau
sebagai leading note atau
trinada/akord diminish, tetapi si sebagai simbol yang menunjuk pada
pembalikan/inversi tangan kiri (pijakan bass) dari trinada/akord tingkat ke-5 (V atau sol), dan/atau VII (si)
sebagai trinada/akord mayor.
Misalnya; masih dalam nada dasar do = c, jika didapati simbol V/VII
(=G/B), ini berarti akordnya adalah akord
V atau G, dan pijakan bass berada pada nada si atau B. Penyebutan
untuk simbol V/VII adalah 5 (lima) balik 7 (tujuh), atau 5 (lima) per 7 (tujuh), atau sol balik si, atau sol per si. Sama halnya dengan G/B
adalah G balik B, atau G per B. Sebagai pembalikan/pijakan
bass, seluruh simbol pembalikan ditulis dalam angka romawi besar, yang sesungguhnya hanyalah sebagai pijakan not tunggal yang secara spesifik
tidak menunjuk pada harmoni mayor atau pun minor.
Contoh lain simbol pembalikan:
Jenis akord diminish
di dalam KJ Edisi Akord Angka ini ditulis dengan simbol angka romawi kecil diikuti dengan dim, seperti ivdim, iv#dim, dll.
Penulisan simbol angka romawi kecil pada
akord diminish mengikuti system angka yang ada pada 7 tingkat trinada, karena
walaupun akord diminish tersebut bukan termasuk dalam kelompok akord
minor/kecil, tapi memiliki interval tert kecil layaknya interval di dalan akord
minor. Penambahan kata dim (diminish)
hanya untuk membedakannya dari akord-akord minor, karena, secara keseluruhan,
akord diminish yang ada di dalam KJ Edisi Akord bukan termasuk dalam tingkatan trinada ke-7 dari nada dasar
yang ada.
Berikut ini adalah Daftar Nama dan Pasangan Akord (pasangan
harmonis) berdasarkan nada dasar, dan Simbol Angka Romawi yang menunjuk pada
nama-nama akord tersebut:
Catatan:
- Penggunaan akord dengan simbol angka romawi berlaku untuk semua nada dasar yang berjumlah 12 nada dasar dari nada dasar do = c berturut-turut sampai dengan do = b. Jumlah 12 nada dasar tersebut sesuai dengan jumlah keseluruhan nada di dalam tangga nada kromatis (c-cis-d-dis-e-f-fis-g-gis-a-ais-b).
- Pada umumnya akord dari pasangan harmonis mayor I-IV-V ditulis dengan angka romawi besar. Jika pada bagian tertentu didapati dengan simbol angka romawi kecil seperti i atau iv atau v, maka akord yang seharusnya adalah akord mayor tersebut telah berubah menjadi akord minor.
- Begitu pun sebaliknya, akord dari pasangan harmonis minor vi-ii-iii ditulis dengan angka romawi kecil. Jika pada bagian tertentu didapati dengan simbol angka romawi besar seperti VI atau II atau III, maka akord yang seharusnya adalah akord minor tersebut telah berubah menjadi akord mayor.
Bersambung
ke: Bermain KJ Edisi Akord Sistem Angka
Jika kita menulis inversion dalam angka romawi, bukan menggunakan slash chords nanti dikira dominan sekunder, tapi angka 6 atau 6/4 untuk triad.
ReplyDeleteSebagai contoh:
Misalnya akord C/E di kunci C mayor, berarti itu kan inversi pertama, jadinya I6, kalau C/G ditulis dalam romawi jadinya I6/4. Karena C mayor merupakan tonika dalam tangga nada/kunci C mayor itu sendiri.
Kalau mas bilang C/G itu tulisnya I/V, nanti orang dikiranya itu dominan sekunder.
V/V misalnya, bukan artinya akord G mayor posisi akar (tanpa inversion), tapi itu artinya akord D mayor. dominannya dominan.
Misalnya ada progresi akord kayak gini:
C D Em.
Nah tulisnya I-V/V-iii. Karena D mayor itu sendiri bukan akord alami/asli dari tangga nada C mayor itu sendiri (harusnya kan Dm). Jadi itu menunjukan itu dominan sekunder.