English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Monday, September 22, 2014

PENDARASAN MAZMUR; Catatan Penulis & Pentingnya Nyanyian Mazmur (1/6)

Pdt. (Emeritus) Harry van Dop

CATATAN PENULIS

PENDARASAN MAZMUR adalah judul materi yang diperoleh saat mengikuti Pelatihan Pendarasan Mazmur dengan narasumber Harry van Dop. Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut berlangsung di Rumah Kebaktian Jemaat Imanuel Oepura (JIO) pada Jumat (19/9/2014) dan Sabtu (20/9/2014).

Harry van Dop adalah seorang Pendeta Emeritus (pensiunan pendeta) asal Belanda yang dikenal sebagai ahli musik gerejawi. Karena keahliannya, pria berumur 80 tahun ini masih sering sekali mengajar di sekolah-sekolah tinggi teologia/fakultas teologia di Jakarta maupun di seluruh Indonesia termasuk di Kupang-NTT.

Catatan tentang PENDARASAN MAZMUR akan di-posting secara bersambung dalam enam seri tulisan. Selamat membaca!

PENTINGNYA NYANYIAN MAZMUR

Kitab Mazmur Daud adalah kumpulan doa-doa Mesias dan Umat-Nya. Di dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur itu adalah kitab pertama dan utama dari ketiga bagian Kitab Suci, TeNaKh: Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab (yang di dalam Al Quran disebut ‘Zabur’). Dalam Matius 17 kita membaca bahwa Yesus dimuliakan di atas gunung dan bahwa Ia pada saat itu nampak bersama-sama dengan Musa (mewakili Taurat) dan Elia (mewakili para Nabi). Maka lengkaplah perwakilan Kitab Perjanjian Lama: Musa, Elia dan Anak Daud (mewakili Mazmur), yaitu Yesus sendiri – sebagaimana juga terungkap di Lukas 24:44, di mana seluruh Kitab Suci Ibrani (TeNaKh), termasuk Mazmur, memberi kesaksian tentang Dia sebagai Mesias yang harus bangkit dari antara orang mati.

Dengan sendirinya Kitab Mazmur tidak ditulis hanya untuk dibacakan, tetapi terutama untuk dinyanyikan. Maka sepanjang sejarahnya, umat Israel menyanyikan doa-doa Mesias itu. Yesus sendiri juga menyanyikannya, seperti misalnya tertulis di Matius 26:30. Yang dimaksud dengan ‘nyanyian pujian’ di situ ialah kumpulan ‘Mazmur Haleluya’, khusus untuk Perjamuan Paskah, yaitu Mazmur 113-114 + 115 s.d. 118. Yesus hidup dengan Mazmur … sampai di atas kayu salib. Dan seluruh Kitab Perjanjian Baru penuh dengan kutipan dari Kitab Mazmur. Paulus dan Silas menyanyikan Mazmur berbalas-balasan pada jam doa di penjara Filipi (Kisah 16:25). Umat Kristiani tetap melagukannya sepanjang segala abad, yakni untuk semakin mengenal dan mengasihi Anak Daud itu. Kitab Mazmur adalah kitab nyanyian umat Tuhan yang paling oikumenis: semua gereja di seluruh dunia memiliki dan menggunakannya.

Patut kita syukuri bahwa belakangan ini di gereja-gereja Indonesia Kitab Mazmur semakin mendapat perhatian. Oleh karena itu juga Sekolah Tinggi Teologi Jakarta turut menaruh perhatian sungguh-sungguh kepada Mazmur. Semoga gereja-gereja kita akan memetik buahnya dalm membaharui teologi dan kehidupan berjemaat sebagai tubuh Mesias Yesus. Di dalam Mazmur kita bersatu. [Next: PENDARASAN MAZMUR; Cara-Cara Menyanyikan Mazmur]

0 comments:

Post a Comment