English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Thursday, September 25, 2014

PENDARASAN MAZMUR; Manfaat Pendarasan Mazmur (4/6)

Pose bersama

MANFAAT PENDARASAN MAZMUR 

Mendaraskan Mazmur menguntungkan bagi Mazmur itu sendiri. Kalau kita menggunakan Mazmur Jenewa atau gubahan berbirama lainnya (ada banyak gubahan dari Mazmur 23), kita cenderung hanya memilih beberapa baitnya saja, tidak menyanyikan seluruh Mazmur. Itu sebenarnya bukan maksud Mazmur Jenewa. Pada zaman Reformasi (abad ke-16) selalu diusahakan menyanyikan Mazmur seutuh-utuhnya, atau, kalau amat panjang (seperti Mazmur 78, 119 dsb), menyanyikan beberapa bait berturut-turut dan sambung menyambung, yang bersama-sama merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Kalau kita hanya melagukan satu-satu ayat, maka interpretasinya gampang meleset karena dilepaskan dari konteksnya. Seringkali kita memilih ayat yang kita rasa ‘enak’, dengan melewati yang menurut kita ‘kurang enak’. Memang, tidak semua obat dari dokter manis-manis saja: ada juga tablet yang pahit rasanya, tetapi perlu untuk menyembuhkan penyakit. Jangan kita menghindari ‘obat-obatan’ dari Mazmur: gereja akan tetap sakit. Di kayu salib, Yesus mengutip kata-kata yang paling pahit dari Mazmur 22:1, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” Tetapi justeru Dialah yang menjadi “yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati” (Kol. 1:18).

Juga bagian-bagian Mazmur yang kita anggap bertentangan dengan cinta kasih Illahi (misalnya Mazmur 137:9, yang oleh Erik Routley disebut ‘horrible stuff’) tetap perlu kita renungkan – sekuran-kurangnya untuk lebih mengenal diri kita sendiri sambil bertanya: bagaimana pendapatmu tentang kata-kata ini? Lagi pula: siapa sebenarnya yang dimaksud dengan “Bukit Batu” atau “Batu Karang” dalam ayat 9 itu? Para anggota redaksi Alkitab dengan sengaja memasukkan Mazmur itu menjadi pilihan dari antara ribuan mazmur lainnya yang pernah ada: bagaimana reaksi kita, sejujur-jujurnya – juga sehubungan masalah Israel-Palestina?

Jangan kita singkirkan kata-kata yang memang tidak enak itu. Kita tidak ke gereja hanya untuk menikmati yang enak-enak saja, tetapi untuk merenungkan kenyataan dunia kita ini serta kenyataan hidup kita sendiri. Pendarasan Mazmur secara utuh bisa menolong dalam hubungan ini. [Prev=>Next: PENDARASAN MAZMUR; Praktek Pendarasan Mazmur]

0 comments:

Post a Comment