English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Wednesday, January 22, 2014

SOS: Selamatkan Jiwa/Spirit Kekristenan…! (2)


(Surat Kepada Sahabat-Sahabat GMIT-ku)

Citra Negatif Di Pundak GMIT

Sahabat-sahabat GMIT-ku! Jika kita peka, maka kita pun pasti merasakan kondisi puji-pujian kita yang sungguh memprihatinkan dari masa ke masa. Keprihatinan tersebut muncul akibat dari cara/praktek bernyanyi atau membawakan puji-pujian liturgi maupun puji-pujian jemaat lainnya yang dilakukan dari generasi ke generasi sangatlah jauh dari apa disebut sebagai bernyanyi yang baik dan benar. Sebuah cara/praktek yang sama sekali mengabaikan unsur-unsur etika dan estetika berkesenian.

Dan itu terjadi hanya pada sebagian denominasi gereja non karismatik (salah satunya adalah GMIT, pen) yang tetap menggunakan puji-pujian liturgi/jemaat yang terambil dari buku himpunan lagu/pujian seperti TAHLIL, NYANYIAN ROHANI, KIDUNG JEMAAT, MAZMUR, dan lain-lain.

Sahabat-sahabat GMIT-ku! Dari kenyataan ini, ada banyak sekali saudara-saudara kita, yang mungkin terpaksa atau dengan kesadaran sendiri, beralih dari GMIT dan bergabung dengan gereja-gereja dari denominasi lain yang lebih fokus pada puji-pujian dan penyembahan.

Di sana (denominasi lain, pen), katanya, terdapat puji-pujian yang memiliki spirit/semangat untuk memuji dan memuliakan ALLAH, dan, katanya lagi, ROH KUDUS hadir dan bekerja di sana. Sudah begitu, GMIT pun dicitrakan negatif oleh berbagai kalangan di luar GMIT yang sudah tentu sangat mengganggu.

Katanya, dalam melakukan puji-pujian, GMIT (warga gereja dan/atau gereja, pen) identik dengan: ‘hela-tarek’ (bernyanyi dengan tempo amat-sangat-terlalu lambat), ‘mati-angin’ (bernyanyi dengan loyo dan tidak bersemangat), ‘jato-mat’ (bernyanyi dengan tidak memperhatikan ketukan), dan ‘mati-gaya’ (bernyanyi dengan asal-asalan tanpa penghayatan dan ekspresi), dan bahkan lebih dari itu, mereka mengklaim bahwa ROH KUDUS tidak hadir dalam kebaktian-kebaktian yang dilakukan di dalam gereja-gereja GMIT.

Sahabat-sahabat GMIT-ku! Tentang beralihnya saudara-saudara kita ke denominasi lain, oleh banyak kalangan GMIT, bukan disebabkan semata-mata oleh kondisi puji-pujian kita yang berbeda dengan denominasi lain, tetapi ada faktor-faktor lain yang turut memberi andil.

Memang benar, bukan hanya karena faktor puji-pujian kita yang terpuruk, tapi menurut hemat saya, hal ini juga mengindikasikan bahwa faktor puji-pujian juga termasuk salah satu yang memberi andil pembelotan. Ada begitu banyak ‘kesaksian’ (baca: pernyataan) dari mereka yang pindah yang mengeluhkan cara/praktek puji-pujian di dalam GMIT.

Sedangkan mengenai citra-citra negatif yang dilekatkan pada diri GMIT, ada kesan warga GMIT sama sekali tidak merasa terusik atau masa bodoh (baca: anjing menggonggong kafila terus berlalu)? Atau gaung pencitraan negatif tersebut belum sampai ke ‘telinga pejabat/rakyat’ GMIT? Atau GMIT merasa bahwa apa dilakukan berhubungan dengan puji-pujian sudah baik dan benar adanya?

Sahabat-sahabat GMIT-ku! Sudah saatnya sekarang kita (warga GMIT, pen) perlu merasa terusik dengan berpindahnya saudara-saudara kita ke denominasi lain hanya ‘gara-gara’ ketidak-puasan terhadap kondisi puji-pujian kita. Sudah saatnya sekarang kita perlu merasa terusik dengan pencitraan-pencitraan negatif yang mencoreng wajah kita. Dan sudah saatnya sekarang kita pula perlu merasa terusik dengan cara/praktek puji-pujian yang kita lakukan selama ini yang memang tidak memenuhi syarat-syarat berkesenian. Ya, kita perlu merasa terusik!

Sahabat-sahabat GMIT-ku! Yang saya maksudkan dengan ungkapan kita perlu merasa terusik di sini bukan sebuah ajakan provokatif agar kita berbuat hal-hal yang akhirnya mencoreng dan merusak nama baik kita (warga GMIT) sendiri. Ungkapan ini harus disikapi secara baik dan bertanggung jawab sebagai sebuah ajakan positif yang dapat membuka wawasan kita semua untuk berubah. Berubah menuju arah yang lebih baik tentunya. Diharapkan, ungkapan ini dapat memotivasi kita semua untuk mulai bercermin dan menata diri, serta membenahi segala kekurangan yang ada di dalam cara/praktek puji-pujian kita mulai dari sekarang. (Bersambung)

0 comments:

Post a Comment