English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Tuesday, April 1, 2014

OKB (1): “Orang Kristen (dan) Bernyanyi”


Pada seri tulisan kali ini, saya akan secara khusus membahas tentang OKB: “Orang Kristen (Dan) Bernyanyi” bukan Orang Kaya Baru.

                Sebenarnya tulisan ini telah dibuat sejak ± 5 atau 6 tahun lalu berdasarkan kondisi riil yang masih saja terjadi di tengah-tengah orang Kristen terkhususnya warga GMIT dalam hal bernyanyi atau melakukan puji-pujian dewasa ini.

Tulisan ini pun dibuat untuk menggugah kita warga GMIT (yang juga sebagai orang Kristen) yang mau tidak mau harus mau belajar untuk dapat bernyanyi dengan baik dan benar. Kita tidak bisa mengingkari bahwa bernyanyi adalah suatu aktifitas wajib yang harus menjadi perhatian kita. Kita pun tidak bisa tidak menerima bahwa orang Kristen identik dengan bernyanyi (pandangan orang non Kristen).

Namun dalam kenyataan, pada setiap kebaktian, kita mungkin bisa menilai sendiri apakah kita, orang Kristen--warga GMIT, sudah bisa bernyanyi. Kita bisa merasakan apakah kita, orang Kristen—warga GMIT, sudah menyadari akan pentingnya bernyanyi. Kita pun bisa menduga-duga apakah kita, orang Kristen—warga GMIT, rindu untuk bernyanyi sebagai bentuk pujian dan persembahan bagi/kepada TUHAN.

Seri tulisan ini sudah melalui beberapa kali pengeditan, karena menurut teman-teman yang pernah membaca tulisan ini sebelumnya mengatakan bahwa tulisan ini sangatlah keras. Keras dalam penggunaan bahasa (kata dan ungkapan).

Sebelumnya saya ingin memohon maaf jika di dalam tulisan ini masih tersisa kata dan ungkapan yang menyinggung perasaan kita. Mudahan tulisan-tulisan yang tersaji ke depan ini bisa dimaknai sebagai himbauan dan harapan agar kita, orang Kristen—warga GMIT, bisa berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dalam hal bernyanyi.

Saya tidak bermaksud sedikitpun untuk menyinggung apalagi menciderai perasaan kita semua.

0 comments:

Post a Comment