Mewakili
sebagian besar pemain musik gereja, saya menyambut gembira kehadiran Kidung Jemaat Edisi Akord (setelah
sebelumnya telah diterbitkan Kidung
Jemaat Edisi Harmoni). Penghargaan yang tinggi juga patut diberikan kepada
Yayasan Musik Gereja di Indonesia (YAMUGER) melalui Tim Penyusun Akord atas
usaha dan kerja kerasnya membuat arransemen dari seluruh lagu-lagu dalam himpunan
Kidung Jemaat dengan mencantumkan akord di setiap lagunya.
Hasil
kerja ini merupakan jawaban yang sangat memuaskan bagi sebagian besar pemusik
gereja (pianis, organis maupun gitaris) di Indonesia yang, mungkin saja, lebih
mengenal notasi angka daripada notasi balok yang disusun di dalam Kidung Jemaat
Edisi Harmoni. Bahkan kebanyakan pemusik dengan latar belakang otodidak lebih mahir memainkan lagu-lagu
dengan menggunakan akord.
Adapun
kelebihan-kelebihan yang dapat diambil dari Kidung
Jemaat Edisi Akord (KJ Edisi Akord) yang diterbitkan oleh YAMUGER adalah:
Pertama: KJ
Edisi Akord sungguh menampilkan kualitas musik yang luar biasa dan patut mendapat
apresiasi yang tinggi. Memiliki arransemen yang sangat indah dan menghadirkan
harmoni musik klasik yang sangat kental. Lebih dari itu, bila dimainkan dengan
baik dan benar sesuai dengan petunjuk akord dan/atau arransemennya, maka nuansa
kudus dan hikmat akan selalu hadir di dalam setiap kebaktian kita. Darinya,
kita akan merasakan dan menyadari bahwa ternyata lagu-lagu KJ memiliki genre (jenis atau aliran) tersendiri
yang tidak dimiliki oleh lagu-lagu modern pada umumnya.
Kedua: KJ
Edisi Akord sesungguhnya sangat membantu para pemain musik gereja dalam memainkan
harmoni akord yang indah dan teratur, sehingga patut dijadikan sebagai salah satu
referensi permainan bagi semua pemain musik gereja, khususnya mereka yang
berlatar belakang otodidak.
Ketiga:
Di samping itu, penguasaan KJ Edisi Akord,
kiranya bisa menjadi ‘modal’ dasar
pengetahuan dan keahlian yang bermanfaat bagi para pelaku/pemain musik gereja untuk
akhirnya mampu membuat/menciptakan arransemen akord sendiri terhadap puji-pujian
jemaat/gerejawi lainnya. Tentu kemampuan untuk mengarransemen tersebut harus tetap
dapat dipertanggungjawabkan dengan tetap mempertimbangkan dan/atau
mempertahankan unsur harmoni musik klasik sebagai satu ciri khas musik-musik
gerejawi khususnya yang dipakai di dalam kalangan gereja-gereja dengan latar
belakang non kharimatik termasuk Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
Keempat: Penguasaan akan KJ Edisi Akord akan
memberi sebuah ‘cita rasa’ baru yang
olehnya diharapkan dapat menumbuhkan kembali minat warga gereja untuk tertarik
dan mencintai lagu-lagu KJ. Demikian pula dengan minat generasi muda (khususnya
generasi muda GMIT yang sangat minim) yang cenderung condong ke musik-musik
modern kiranya mulai tergerak untuk kembali meminati lagu-lagu KJ. Perlu
ditekankan lagi bahwa yang ‘salah’
bukan lagunya, melainkan cara memainkan/menyanyikannya yang tidak ‘tidak benar’ yang telah menjadi tradisi
secara turun-temurun.
Ada
sebuah catatan dari panggung festival lagu-lagu gerejawi yang di selenggarakan
oleh Pemuda Jemaat Betlehem Oesapa Barat (JBOB) 2008/2010, Lagu-lagu KJ
(diharuskan sebagai lagu wajib
festival) diarransemen dengan sangat indah oleh band-band (grup-grup musik)
dari berbagai denominasi untuk dilombakan. Di situ jelas terlihat bahwa lagu-lagu
KJ pun tidak kalah indahnya walaupun diarransemen ke dalam aliran-aliran musik
modern, tapi dengan catatan tetap memperhatikan kaidah-kaidah bernyanyi dan
bermusik yang baik dan benar.
Untuk
memainkan lagu-lagu di dalam KJ Edisi Akord, walaupun sudah dilengkapi dengan harmoni
akord yang lengkap, namun tidak mudah juga untuk dimainkan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang ada. Pemain musik gereja dituntut untuk terus berlatih
dan berlatih, mempersiapkan diri dengan terus belajar dan belajar untuk
membekali dan mengembangkan pengetahuan dan keahlian bermusik (kompetensi) yang
memadai untuk bisa menerapkannya di dalam permainan yang baik.
Terus
berlatih dan melakukan persiapan-persiapan sebelum bermain adalah syarat mutlak
bagi pemusik gereja yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, Kidung Jemaat
sebagai himpunan lagu-lagu yang mengandung serta mengungkapkan nilai-nilai Iman
Kristen, dan juga sebagai bentuk pergumulan gereja/jemaat dari waktu ke waktu
menjadi lebih berharga dan bermakna, lebih memiliki jiwa dan spirit, dan akhirnya bisa menjadi satu kebanggaan bagi kita di dalam kehidupan beriman sehari-hari.
Semoga
KJ Edisi Akord dapat membantu dan menjadi salah satu referensi dasar bagi para
pemusik gereja untuk memainkan lagu-lagu Kidung Jemaat dengan baik dan benar.
Diharapkan musik pengiring menjadi salah satu faktor yang turut memberi andil dalam
menjaga dan memelihara kekhusukan dalam beribadah kepada ALLAH. Musik pengiring
pun kiranya bisa memberi motivasi bagi semua orang yang terlibat dalam sebuah
proses kebaktian untuk lebih sungguh-sungguh memuji dan memuliakan ALLAH.
bisa beli di mana ya ..kj..dengan akord dan not...a
ReplyDeletebisa beli di mana ya ..kj..dengan akord dan not...a
ReplyDeleteBisa dibeli di toko buku rohani, bahkan di Kupang ada jg di Gramedia.
DeleteKalau di medan,,ada ngg ya dijual buku kj edisi akord dan not angkanya...jika ada dimananya ya???trimakasih
DeleteDi pekanbaru adakah dijual? Jika ada dimana dan harganya brapa?
ReplyDeleteDi pekanbaru adakah dijual? Jika ada dimana dan harganya brapa?
ReplyDeleteSis Devina, coba dicek di toko buku rohani. Harganya wktu sy beli di awal tahn 2000-an Rp.50.000,-
DeleteDi Kupang selalu cpat habis terjual. Sya sdh berkali-kali ke toko Kalam Hidup tp hasilnya sama: stok habis..
ReplyDeletePapa Ais, coba cek juga di toko buku Syalom di Merdeka, jalan masuknya dari pertokoan depan bank Mandiri (dulu biasa disebut Halte). Di situ biasanya ada, kalaupun sonde ada bisa pesan, dan kurang lebih 2 minggu kemudian bisa diambil.
Delete