English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Monday, April 7, 2014

OKB (5): “Mulut Sonde Jaga Badan”

Mulutmu Harimaumu

Di sisi lain, kebanyakan kita tidak mau menerima kenyataan kalau keadaan kita dalam hal bernyanyi memang seperti yang disebutkan di atas. Kita dengan sangat pe-de (percaya diri)-nya mengaku kalau kita lah yang paling mampu dalam hal bernyanyi. Sampai-sampai ada yang berani mengaku kalau sebagian besar atau semua lagu di dalam himpunan Kidung Jemaat (bahkan Pelengkap Kidung Jemaat, Nyanyikanlah Kidung Baru) 100% dikuasainya atau bisa dinyanyikannya (seratus persen..?).

“Lagu Kidung Jemaat…? Aah…gampuuaanng…! Lagu lamuaa…! Sebut saja lagu nomor berapa dan saya langsung bisa menyanyikannya!” demikian ungkapan-ungkapan yang sering keluar dari mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab.

“Kek jago-jago sa…!”

Bagaimana kita bisa menyebutnya sebagai bertanggung jawab, kalau lagu-lagu yang dibilang gampang dan lama itu dinyanyikan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi unsur-unsur seni dan teknis bernyanyi yang baik dan benar. Bagaimana kita bisa menyebutnya sebagai bertanggung jawab, kalau kita selalu mengabaikan petunjuk/simbol notasi (tempo, birama, dan simbol-simbol teknis lain) dari lagu-lagu yang dibilang gampang dan lama tersebut?

“Mulut sonde jaga badan…!”

Ternyata ungkapan lagu gampang dan lagu lama bagi kita adalah hanya sebatas sudah sering mendengar dan/atau mungkin sudah bisa menghafal perkataan dari lagu-lagu dimaksud.

Ungkapan lagu gampang dan lagu lama muncul hanya karena lagu-lagunya memang sudah dipakai turun-temurun sejak dahulu hingga sekarang, sehingga kita cenderung menganggap remeh lagu-lagu tersebut.

Ungkapan lagu gampang dan lagu lama ternyata adalah wujud dari sikap dan perilaku kita yang suka menggampangkan lagu-lagu yang sebenarnya tidak gampang untuk dinyanyikan tanpa disertai upaya dan penerapan bernyanyi yang baik dan benar sesuai dengan aturan dan prinsip dasar dari seni bernyanyi dan bermusik yang sesungguhnya.

Ungkapan lagu gampang dan lagu lama bagi kita ternyata tidak berarti mengetahui dan menguasai secara baik dan benar semua petunjuk dan simbol notasi, dan menyanyikannya sesuai dengan aturannya (ragam lagu).

Lagi-lagi ungkapan lagu gampang dan lagu lama sedikit pun tidak menunjukkan suatu aktifitas bernyanyi yang sungguh-sungguh sehingga bisa menghadirkan suatu penghayatan dan ekspresi yang memadai.  

“Hah…, aneh juga ee…? Begitu kok bilang gampang..!”  

0 comments:

Post a Comment