English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Monday, March 17, 2014

Puji-Pujian Bukan Milik GMIT?


JEMAAT DAN PUJI-PUJIAN JEMAAT

“Apakah Puji-pujian bukan milik GMIT?” 

            Pertanyaan ini saya ajukan karena ada anggapan bahwa yang berhubungan dengan puji-pujian adalah milik gereja-gereja dari denominasi lain bukan GMIT. Dan ini adalah faktor penyebab kedua yang diduga (atau bisa dipastikan, pen) menjadi penyebab puji-pujian jemaat diabaikan oleh jemaat kita (lihat: faktor penyebab yang Pertama).


Vonis seperti ini (entah ciptaan siapa? Pastinya ciptaan iblis!) sepertinya sudah mendarah-daging di sebagian kalangan warga gereja/jemaat kita secara turun-temurun. Atau boleh jadi sudah menjadi dasar iman jemaat? Hanya TUHAN yang tahu!
 
Ada kecenderungan jika kita berbicara tentang puji-pujian di denominasi lain, kita sepertinya elergi dengan cara-cara yang dilakukan oleh denominasi lain tersebut walaupun yang dilakukan itu baik adanya. Akhirnya, karena denominasi lain melakukan puji-pujian mereka dengan penuh semangat dan antusias, maka GMIT melakukan sebaliknya hanya untuk sekedar beda?! Bahkan ada pula anggapan dari sebagian kalangan di GMIT sendiri bahwa cara melakukan puji-pujian kita (GMIT) harus berbeda dari denominasi lain. 

Timbul pertanyaan: “Berbeda yang bagaimana?”

Memang betul berbeda atau harus berbeda, karena sumber-sumber lagu yang digunakan juga berbeda antara GMIT dan denominasi lain. GMIT menggunakan lagu-lagu yang terambil dari himpunan lagu-lagu seperti Mazmur, Tahlil, Dua Sahabat Lama, Kidung Jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat, Nyanyikanlah Kidung Baru, dan lain-lain yang pada dasar dikategorikan sebagai Hymn dan ----. Sedangkan denominasi lain cenderung menggunakan lagu-lagu pop rohani yang sudah dikenal luas yang bersumber dari rekaman-rekaman cassette dan/atau CD.

Lagu-lagu Hymn dan --- memiliki genre musik/lagu klasik yang kental, karena memang lagu-lagunya diadopsi dari lagu-lagu abad pertengahan ciptaan komponis-komponis terkenal dan juga lagu-lagu rakyat yang terkenal dari seluruh penjuru dunia. Cara memainkan dan menyanyikannya pun berbeda dengan cara yang diterapkan pada lagu-lagu pop kontemporer.

Jadi perlu ditekankan di sini bahwa perbedaan dimaksud adalah bahwa kita (GMIT) memiliki genre musik dan lagu tersendiri (musik/lagu klasik) yang memang berbeda dengan denominasi lain. Jangan diartikan kalau mereka ‘bersemangat’ maka kita harus ‘loyo’, kalau mereka ‘sungguh-sungguh’ maka kita harus ‘asal-asalan’, kalau mereka ‘bernyanyi dengan benar’ maka kita harus ‘bernyanyi dengan tidak benar’, dan seterusnya. (Bersambung)

Lihat tulisan sebelumnya!

0 comments:

Post a Comment